Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan menjaga keselamatan di tengah cuaca ekstrem yang tengah berlangsung di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) awal Januari 2025 ini. Sejumlah peristiwa terjadi saat cuaca ekstrem itu melanda wilayah Yogyakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Badan SAR Nasional (Basarnas) melaporkan pada Sabtu, 4 Januari 2025 dua orang nelayan asal Kabupaten Kulon Progo menjadi korban keganasan ombak saat hendak kembali dari melaut mencari ikan di Pantai Congot Kulon Progo. Perahu mereka tiba tiba dihantam ombak besar dari belakang yang mengakibatkan kapal terbalik dan menyebabkan korban tercebur ke laut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dari dua nelayan itu, satu nelayan atas nama Mareta Ryan Afandi meninggal dunia dan rekannya atas nama Aan Anugrah Budi Setya masih hilang, masih dalam pencarian hingga hari ini,” kata Koordinator Pos Basarnas Kulon Progo, Seto Satrio, Senin 6 Januari 2026.
Selama tiga hari terakhir, tim penyelamat terus melakukan penyisirian dan pencarian korban hilang melalui visual darat.
“Pencarian belum dapat dilakukan di laut karena tim melihat kondisi cuaca dan tinggi gelombang yang belum mendukung di lokasi kejadian,” ujarnya.
Menurutnya, gelombang di lokasi kejadian cukup tinggi dan tidak memungkinkan perahu jukung yang digunakan sebagai moda pencarian korban diterjunkan ke laut.
Gua Pindul dan Gua Kali Suci Ditutup
Adapun hujan deras yang melanda Yogyakarta sejak Sabtu petang hingga Ahad siang, 4-5 Januari 2025, turut menyebabkan destinasi susur gua Gua Pindul dan Gua Kali Suci di Kabupaten Gunungkidul ditutup sementara. Penutupan Gua Pindul yang beredar di media sosial itu disebabkan debit airnya yang meningkat akibat hujan deras. Video yang beredar memperlihatkan tingginya debit air di mulut gua dengan warna air kecokelatan.
Pengelola Gua Pindul Arif Sulistyo mengatakan kenaikan debit air sempat mencapai hampir lima meter sehingga pengelola menutup lokasi wisata tersebut demi keselamatan para wisatawan.
“Kami menutup sementara mulai pukul 10.00 WIB karena debit air terlalu tinggi, namun sore harinya sudah dibuka karena debit air sudah kembali normal," kata dia.
Curah Hujan di Gunungkidul
Kepala Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Warjono menuturkan berdasarkan distribusi curah hujan dari 103 titik pengamatan, analisis curah hujan di wilayah Yogyakarta pada umumnya dalam kategori hujan ringan – sedang dengan curah hujan 0.5 – 50 mm/hari.
Kecuali wilayah Sleman bagian timur, Gunungkidul bagian tengah, barat dan barat daya, Bantul bagian tengah, timur dan tenggara serta Kulon Progo bagian timur yang masuk kategori hujan lebat – sangat lebat dengan curah hujan 50 – 150 mm/hari.
“Saat ini curah hujan tertinggi tercatat terjadi di Playen Kabupaten Gunungkidul sebesar 110 mm/hari,” kata dia.