Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Deva Mahenra Ingin Bermain di Film Laga usai Kesuksesan Ipar adalah Maut

Deva Mahenra mengungkap keinginan untuk bermain film laga setelah berhasil memerankan tokoh "Aris" dalam film Ipar adalah Maut.

25 Desember 2024 | 20.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Deva Mahenra. Foto: Instagram.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Aktor Deva Mahendra kembali menjadi sorotan publik usai menjadi tokoh utama dalam film Ipar adalah Maut. Film itu menjadi salah satu film terlaris di tahun 2024. Film itu juga berhasil membawa Deva, yang berperan sebagai Aris, dan Davina Karamoy, pemeran Rani--adik ipar Aris--, meraih penghargaan pasangan terbaik versi Indonesia Movie Actors Awards 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rumah produksi MD Pictures mengumumkan bahwa Ipar adalah Maut telah ditonton oleh sekitar 4,7 juta penonton pada hari ke-46 tayang. Film garapan Hanung Bramantyo itu juga berhasil tembus dalam 10 besar film terlaris tahun 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah berhasil memerankan peran pecundang dalam film Ipar adalah Maut, Deva mengaku ingin mencoba tantangan baru. Dia berharap bisa bermain film laga atau action di masa yang akan datang. 

“Masalah karakternya mau jadi protagonis atau villain (penjahat), itu sudah enggak masalah,” kata Deva saat ditemui Tempo di kawasan SCBD, Jakarta pada Sabtu, 14 Desember 2024. 

Alasan Deva Mahenra Tertarik Bermain di Film Laga

Menurut Deva, film laga memiliki daya tarik tersendiri bagi dirinya karena memerlukan kesiapan fisik yang ekstra saat proses produksinya. Bagi dia, pengalaman untuk memerankan setiap karakter di beragam genre film sama artinya dengan menulis jurnal di dalam pejalanan karier sebagai aktor. 

“Semakin banyak koleksi genre-genre film yang saya mainkan maka, semakin banyak juga cerita di hari tua,” ucapnya.

Sejak debut dalam film Slank Nggak Ada Matinya pada 2013, Deva mengaku telah belajar untuk memisahkan antara film yang hanya ditujukan untuk hiburan semata dan dibuat secara serius  Film yang laku, kata Deva, biasanya mengangkat tema yang sederhana dan dekat. Sebaliknya, film bagus terkadang memiliki latar yang jauh dari kehidupan masyarakat tapi memiliki cerita yang menarik. 

Apa pun kategorinya, Deva berharap agar masyarakat dapat terus mendukung film produksi dalam negeri. Suami Mikha Tambayong ini ingin agar produser film berani mengangkat ide-ide segar yang beda dari film-film yang pernah ada. 

Selain itu, Deva mendorong pemerintah agar terus mendukung industri film, salah satunya lewat penambahan jumlah layar bioskop di Tanah Air. “Jangan-jangan selama ini film-film bagus yang sudah dibikin ini penontonnya ada, yang berminat ada, tapi kebetulan di daerahnya nggak punya akses bioskop,” ujarnya.

ALFITRIA NEFI PRATIWI, berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus