Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan tengah memanggil seluruh pengelola jip wisata di lereng Gunung Merapi. Pemanggilan itu dilakukan pasca-penangkapan sejumlah driver atau pengemudi jip wisata oleh Polres Sleman awal pekan ini karena terbukti mengonsumsi narkoba jenis trihexyphenidyl atau pil sapi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pekan depan kami panggil seluruh pengelola komunitas jip wisata Kabupaten Sleman, khususnya yang selama ini beroperasi di kawasan Kaliurang, Pakem dan Kaliadem, Cangkringan," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Ishadi Zayid pada Selasa, 14 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ishadi menyesalkan adanya kasus itu, terlebih layanan jip wisata menjadi andalan wisata menarik di lereng Merapi selama ini.
"Jadi kami tekankan kembali semua layanan wisata perlu memprirotaskan pentingnya keamanan dan kenyamanan wisatawan," kata dia.
Ishadi membeberkan, satu peristiwa tercela bisa sekejap merusak seluruh tatanan dan citra yang telah dibangun lama.
Pelanggaran standar keamanan
Ia pun mengatakan, kasus pengemudi jip yang mengonsumsi obat keras saat bekerja tersebut masuk kategori pelanggaran standar keamanan dan berpotensi membahayakan orang lain, terutama wisatawan yang menggunakan layanan itu. Hal ini bisa berdampak pada kepercayaan wisatawan bahwa selama ini wahana itu aman dan nyaman.
"Jadi dengan adanya peristiwa itu, kami akan siapkan langkah terukur dan sistematis, untuk perbaikan layanan pariwisata di masa datang," kata dia.
Dinas Pariwisata melibatkan Badan Narkotika Nasional atau BNN, kepolisian, Dinas Kesehatan dan Dinas Perhubungan dalam menjamin layanan wisata itu berjalan aman.
Sebelumnya, Polres Sleman mencokok tiga orang berprofesi driver jip wisata akibat mengkonsumsi obat keras pil sapi pada Senin, 12 Agustus 2024. Mereka nekat mengemudikan jip wisata dalam pengaruh obat tersebut.
Kepada polisi, driver itu mengaku mengkonsumsi obat itu untuk stamina mereka. Alasannya, agar mereka tidak mengantuk, tidak gampang lelah, dan loyo saat bekerja.