Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ka'bah, bangunan kubus di Mekah yang menjadi kiblat umat Islam, dikenal sebagai Baitullah (Rumah Allah) atau Baitul 'Atiq (Rumah Kemerdekaan).
Dilansir dari buku Sejarah Ka’bah, karya Ali Husni Al Kharbuthli, setiap sisi Ka'bah memiliki nama berdasarkan arah geografisnya, seperti Rukun Iraqi (utara), Rukun Syami (barat), Rukun Yamani (selatan), dan Rukun Aswad (timur). Salah satu elemen penting dalam keindahan dan kemuliaan Ka'bah adalah kiswah, kain sutra hitam yang menutupi seluruh bangunan suci ini.
Kiswah telah menjadi bagian tak terpisahkan dari Ka'bah sejak masa Nabi Ismail AS. Kain ini tidak hanya berfungsi sebagai pelindung fisik, tetapi juga melambangkan penghormatan umat Islam terhadap rumah Allah SWT. Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi dan keistimewaan kiswah, serta proses pembuatannya yang rumit dan penuh makna.
Kiswah memiliki beberapa fungsi penting yang menjadikannya bagian integral dari Ka'bah. Secara fisik, kiswah berfungsi sebagai pelindung bagi Ka'bah dari cuaca ekstrem, debu, dan kerusakan lainnya. Ka'bah, sebagai bangunan yang sangat dihormati, memerlukan perlindungan agar tetap terjaga keindahannya meskipun setiap tahun dikunjungi oleh jutaan jamaah haji.
Selain itu, kiswah juga berfungsi sebagai simbol spiritual. Kain penutup ini dihiasi dengan kaligrafi ayat-ayat suci Al-Qur'an yang disulam dengan benang emas dan perak. Ini menambah nilai sakral dari Ka'bah itu sendiri. Setiap potongan ayat yang disulam pada kiswah menggambarkan kehormatan dan kemuliaan rumah Allah. Kiswah menjadi medium untuk mengekspresikan kesucian, memberikan pengingat visual bagi umat Islam akan pentingnya ibadah dan penghormatan kepada Allah.
Bahan Berkualitas Tinggi Kiswah terbuat dari kain sutra berkualitas tinggi. Setiap tahun, kiswah membutuhkan sekitar 600 meter kain sutra dan lebih dari 50 kg hingga 120 kg emas untuk sulaman kaligrafi. Bahan-bahan ini tidak hanya menunjukkan kualitas, tetapi juga melambangkan kemegahan Ka'bah.
Desain Kaligrafi yang Mendalam Salah satu ciri khas dari kiswah adalah desain kaligrafi yang disulam pada kain tersebut. Ayat-ayat suci Al-Quran, termasuk surat Ikhlas dan ayat-ayat lainnya, disulam dengan tangan secara manual. Kaligrafi ini tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga sebagai simbol spiritual yang mencerminkan keagungan Tuhan. Sulaman ini menggunakan benang emas dan perak yang memberikan kilau kemuliaan pada Ka'bah.
Proses Pembuatan yang Rumit Pembuatan kiswah bukanlah tugas yang mudah. Setiap tahunnya, kiswah diproduksi di pabrik khusus di Mekkah, dengan melibatkan lebih dari 240 pekerja terampil yang bekerja secara manual. Proses pembuatan kiswah dimulai dari pencucian benang sutra hingga penjahitan akhir. Mesin tenun modern dan alat tradisional digunakan untuk menghasilkan karya seni yang luar biasa ini. Pembuatan kiswah memerlukan waktu dan dedikasi yang tinggi, yang menggambarkan betapa berharganya kain penutup Ka'bah ini bagi umat Islam.
Tradisi mengganti kain kiswah setiap tahun dimulai sejak masa Khalifah Al-Mahdi dari Dinasti Abbasiyah pada abad ke-9. Kiswah yang lama diganti setiap tahun untuk menjaga keindahan dan kehormatan Ka'bah. Kiswah yang lama kemudian dipotong-potong dan dijadikan kenang-kenangan atau souvenir bagi para jamaah haji. Ini merupakan simbol kontinuitas dan penghormatan yang tak terputus terhadap Ka'bah.
Kiswah tidak hanya berfungsi sebagai kain pelindung, tetapi diyakini memiliki makna spiritual yang sangat dalam. Kiswah melambangkan hubungan spiritual umat Islam dengan Allah. Setiap kali kiswah diganti, umat Islam diingatkan akan pentingnya menjaga kesucian hati dan ibadah mereka. Kaligrafi ayat-ayat Al-Quran yang terukir pada kiswah menjadi pengingat visual bagi umat Islam untuk terus mendekatkan diri kepada Tuhan.
Pilihan Editor: Jemaah Haji Gelombang Kedua Mulai Tiba di Jeddah Hari Ini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini