Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Mengenang 13 Tahun Kepergian Whitney Houston: Warisan Musiknya Tetap Abadi

Tiga belas tahun setelah kepergiannya, suara Whitney Houston tetap abadi melalui warisan karya-karyanya di industri musik.

15 Februari 2025 | 19.02 WIB

Whitney Houston, penyanyi yang meraih puncak karirnya pada dekade 80 dan 90-an ini, ditemukan tewas di kamar hotel Beverly Hilton pada 11 Febuari di usia 48 tahun. Kematiannya menimbulkan kehebohan dan spekulasi, ada yang menduga bahwa Whitney dibunuh oleh bandar narkoba. hiphopwired.com
Perbesar
Whitney Houston, penyanyi yang meraih puncak karirnya pada dekade 80 dan 90-an ini, ditemukan tewas di kamar hotel Beverly Hilton pada 11 Febuari di usia 48 tahun. Kematiannya menimbulkan kehebohan dan spekulasi, ada yang menduga bahwa Whitney dibunuh oleh bandar narkoba. hiphopwired.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga belas tahun telah berlalu sejak Whitney Houston ditemukan tak bernyawa di kamar 434 Beverly Hilton Hotel, sehari sebelum perhelatan Grammy Awards. Pada 11 Februari 2012, sekitar pukul 15.43 waktu setempat, petugas keamanan hotel menerima panggilan darurat setelah Houston ditemukan tak sadarkan diri di bak mandi oleh asistennya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Polisi Beverly Hills yang sudah berada di lokasi untuk acara pra-Grammy segera menuju kamar Houston. Upaya tim medis untuk menyelamatkan Houston gagal, pelantun ‘I Will Always Love You’ itu kemudian dinyatakan meninggal pada pukul 15.55. “Tidak ada tanda-tanda kriminal,” kata Letnan Mark Rosen, dilansir dari The Mirror.

Hasil autopsi kemudian menunjukkan Houston meninggal akibat tenggelam secara tidak sengaja, diperparah oleh efek kokain yang ditemukan dalam tubuhnya. Beberapa zat lain seperti Xanax, mariyuana, Benadryl, dan Flexeril juga terdeteksi, meski tidak berkontribusi langsung terhadap penyebab kematiannya. Sang diva berpulang di usia 48 tahun, meninggalkan putri semata wayangnya, Bobbi Kristina Brown. Tiga tahun kemudian, Bobbi meninggal dalam usia 22 tahun.

Warisan Whitney Houston di Industri Musik

Lahir di New Jersey, Amerika Serikat pada 9 Agustus 1963, Whitney Houston bukan sekadar penyanyi. Ia adalah seorang ikon dengan julukan The Voice—suatu pengakuan atas kualitas vokalnya yang luar biasa. Kariernya meroket sejak album debutnya, Whitney Houston (1985), yang melahirkan hit seperti ‘Greatest Love of All’. Kesuksesannya berlanjut dengan album Whitney (1987), yang mempopulerkan lagu ‘I Wanna Dance with Somebody (Who Loves Me)’. Kariernya makin melejit lewat ‘I Will Always Love You’ dari film The Bodyguard (1992), yang bertahan di puncak Billboard Hot 100 selama 14 minggu, dan menjadikannya salah satu lagu terlaris sepanjang masa.

Billboard mencatat bahwa warisan Houston tetap hidup dalam dunia musik, dengan berbagai penghargaan, film biopik, hingga album posthumous (album yang dirilis setelah seorang musisi meninggal dunia). Film I Wanna Dance With Somebody (2022) bahkan digarap khusus untuk mengabadikan kisah hidup Houston.

Cinta dan Kehidupan Pribadi yang Rumit

Di balik suara emasnya, Houston menghadapi pergulatan panjang dengan ketenaran dan kehidupan pribadi yang rumit. Pernikahannya dengan Bobby Brown diwarnai kontroversi dan perselisihan. Kebiasaan mengkonsumsi narkoba mulai mencoreng citranya, mengikis kejernihan vokalnya, dan mengarah pada kehancuran kariernya.

Dalam wawancara terakhirnya dengan Oprah Winfrey pada 2009, dilansir dari People, Houston mengakui dampak hubungan dengan ayahnya, John Houston, yang mengelola keuangannya. Konflik bisnis itu sempat membuat hubungan mereka renggang. Namun, ia menegaskan bahwa mereka telah berdamai sebelum John meninggal pada 2003.

Ibunya, Cissy Houston, yang merupakan penyanyi gospel kenamaan, terus menjadi pilar dalam hidupnya. Mereka sering berduet, termasuk dalam lagu ‘I Know Him So Well.’ Setelah kepergian putrinya, Cissy mengungkapkan penyesalannya. “Saya pikir saya ibu yang baik, tapi saya masih bertanya-tanya apakah saya bisa menyelamatkannya,” ucapnya dalam wawancara dengan People pada 2013. Cissy meninggal pada Oktober 2024, dua dekade setelah putrinya berpulang.

PEOPLE | THE MIRROR | BILLBOARD

Adinda Jasmine

Bergabung dengan Tempo sejak 2023. Lulusan jurusan Hubungan Internasional President University ini juga aktif membangun NGO untuk mendorong pendidikan anak di Manokwari, Papua Barat

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus