Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Gunung Merapi Masih Keluarkan Awan Panas, Sleman Terapkan Upaya Kesiapsiagaan

Gunung Merapi masih intens mengeluarkan guguran lava dan juga awan panas pada bulan Juli ini.

8 Juli 2024 | 14.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gunung Merapi masih intens mengeluarkan guguran lava dan juga awan panas pada bulan Juli ini. Terbaru, awan panas guguran Gunung Merapi kembali terjadi pada Senin 8 Juli 2024 pada pukul 08.51 WIB dengan estimasi jarak luncur 1300 meter ke arah barat daya atau Kali Bebeng.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepekan sebelummya pada 1 Juli 2024, Merapi juga memuntahkan awan panas dengan jarak luncur 1000 meter ke arah yang sama. "Masyarakat kami imbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi atau BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso, Senin, 8 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Status Gunung Merapi masih belum turun dari Level III atau Siaga sejak 5 November 2020 silam akibat akitivitas vulkaniknya. Selain awan panas, Senin pagi ini mulai pukul 00.00- 06.00 WIB juga terjadi 10 kali guguran lava ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimum 1600 meter.

Meski demikian radius bahaya yang ditetapkan BPPTKG masih belum ada perubahan. Yakni area potensi bahaya pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 5 kilometer. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 5 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

Dengan status Siaga Gunung Merapi yang masih diperpanjang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Sleman, Yogyakarta, masih intens melakukan kegiatan simulasi penanganan bencana Gunung Merapi. Terutama di barak-barak pengungsian.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman, Bambang Kuntoro mengatakan, simulasi tersebut sebagai upaya peningkatan pemahaman masyarakat terkait ancaman dan risiko bencana erupsi.

Bambang mengatakan Pemerintah Kabupaten Sleman juga telah menerbitkan Surat Keputusan Bupati Sleman Nomor 27.21 Kep. KDH I A / 2024 tentang Perpanjangan Penetapan Status Siaga Darurat Erupsi Gunung Api Merapi. 

"Sehingga sampai saat ini kami juga masih menerapkan berbagai upaya kesiapsiagaan yang dilakukan bersama sejumlah instansi terkait," kata dia.

BPBD Kabupaten Sleman menjalankan beberapa upaya mitigasi seperti memasang perangkat early warning system atau EWS sebanyak 35 dan jalur evakuasi yang dilengkapi dengan rambu-rambu serta titik kumpul di daerah potensi bahaya. "Kami juga tetap menyiapkan 12 barak pengungsian bagi warga yang terdampak bencana erupsi Gunung Merapi," kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus