Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kejaksaan Nasional Kriminal dan Pemasyarakatan No. 14 di Argentina pada Kamis, 7 November merilis hasil pemeriksaan toksikologi Liam Payne. Dalam keterangan tertulis tersebut, terungkap bahwa dalam 72 jam sebelum kematiannya, Liam—yang meninggal di Buenos Aires pada usia 31 tahun—memiliki jejak alkohol, kokain, dan antidepresan di tubuhnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Hasil ini diperoleh setelah serangkaian tes lengkap pada urine, darah, dan humor vitreous,” demikian diungkapkan dalam keterangan tertulis tersebut.
Penemuan Barang Bukti di Kamar Hotel
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebelumnya, pada Senin, 21 Oktober 2024, seorang sumber mengkonfirmasi kepada ABC News bahwa hasil autopsi parsial menunjukkan mantan anggota One Direction itu memiliki banyak zat di dalam tubuhnya saat kematian.
Salah satunya kokain merah muda—narkotika yang mengandung campuran metamfetamin, ketamin, dan MDMA. Selain itu, ditemukan pula pipa aluminium yang digunakan untuk mengkonsumsi narkotika di kamar hotelnya.
Adapun pelantun ‘Teardrops’ itu berada di Argentina untuk berlibur bersama kekasihnya, Kate Cassidy—untuk menonton mantan rekan satu bandnya, Niall Horan, yang konser di Buenos Aires pada 2 Oktober.
Tiga Orang Ditahan Terkait Kasus Kematian Liam Payne
Dalam pernyataan yang sama, kejaksaan mengungkap bahwa tiga orang telah ditahan dan didakwa atas tuduhan penelantaran orang hingga menyebabkan kematian serta pemberian dan penyediaan narkotika.
Tersangka pertama adalah individu yang menemani Liam selama di Buenos Aires, sedangkan tersangka kedua merupakan karyawan hotel yang dituduh memasok kokain kepada Liam. Tersangka ketiga diduga sebagai pemasok narkoba. Meski demikian, ketiga tersangka belum disebutkan identitasnya.
Klarifikasi Penyebab Kematian Liam Payne
Kejaksaan menegaskan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda upaya melukai diri sendiri atau campur tangan fisik dari pihak lain dalam kematian Liam. Hasil autopsi menyimpulkan penyebab kematian adalah trauma ganda dan pendarahan internal serta eksternal akibat jatuh. Selain itu, disimpulkan bahwa Liam dalam keadaan tidak sepenuhnya sadar atau mengalami penurunan kesadaran saat insiden.
Sebelumnya, Liam yang sempat menjalani rehabilitasi pada 2023, telah terbuka tentang perjuangannya melawan kecanduan alkohol dan obat-obatan. Dalam podcast The Diary of a CEO pada 2021, ia mengakui masa-masa sulit selama bersama One Direction, yang menurutnya memicu rasa marah dan memperparah kondisi mentalnya. “Saya menjadi seseorang yang sulit,” ungkapnya. Meskipun demikian, Liam mengakui bahwa kecanduannya adalah pilihannya sendiri.
ENEWS | PEOPLE | ABC NEWS