Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesian Idol membuat penyanyi Judika mati kutu tak bisa berkata apa-apa. Penyebabnya, para juri yang dipelopori Ari Lasso sengaja menimpakan beban kepada Judika keputusan salah seorang kontestan bermarga sama dengannya apakah terus atau tidak. Lalu terjadilah drama yang menegangkan sekaligus kocak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Anang no, aku no, BCL yes, Maia yes, jadi kau tahu penentunya abangmu ini,” kata Ari Lasso sambil menunjuk ke arah Judika yang tersenyum pahit di audisi Indonesian Idol, tayang Senin malam, 7 Oktober 2010.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mati kutunya Judika ini bermula dari kedatangan peserta Indonesian Idol bernama Adiputra Sihotang. Ia mengaku sangat mengagumi dan merasa diri kembarannya Judika. Kedatangan sebenarnya sudah memikat. Untuk menarik perhatian juri, ia tiba-tiba membaca puisi Chairil Anwar berjudul Aku.
Saat menyanyi pun ia mengeksplorasi stage audisi di depan juri dengan lagu Meraih Bintang. Tapi harus diakui, suaranya tidak stabil, nada datar, dan tidak bisa dibilang enak didengar.
Melihat ekspresi para juri yang sudah mulai malas, ia menawar agar bisa menyanyi lagi lagu Batak. Begitu diizinkan menyanyi, Judika berseru dalam bahasa Batak yang artinya, “Aduh sakit banget.”
Tak kehilangan akal, saat penentuan suara apakah lanjut atau tidak, Adiputra menghampiri Judika dan bilang, “Jangan pernah bilang no pada marga Sihotang.” Ari kemudian mengajak tiga juri lainnya, yakni Anang Hermansyah, Maia Estianty, dan Bunga Citra Lestari beringsut dari kursi juri. “Kita minggir.”
Adiputra masih berusaha merayu Judika. “Kau tahu aku 12 jam ke sini.” Judika membalas, “Aku tahu kau tak usah marah-marah.” Adiputra merendahkan nada suaranya.
“Kau jangan bikin susah aku. Susah sekali nih. Ini gimana Ari, yakin?” tanya Judika mencoba mencari teman. Ari membalas dengan kalem. “Tinggal ya atau tidak. Tinggal jadi Sihotang atau tidak,” jawabnya nyengir yang dibalas tertawa juri lainnya.
Judika kemudian mencoba menjawab dengan bijak. “Ini demi kesehatan dan kebaikanmu. Aku tahu kau punya bakat banyak. Abang itu pengen Sihotang ada muncul sebagai generasi penerus Abang. Tapi karena ini lomba nyanyi, aku bisa dimarahi bapakku, opungku, kau pikir kerjaku gampang. Kubilang jangan bertempur kau bertempur. Kenapa susah sekali abvang bilang no.”
Ia kemudian mengatakan tak bisa membela Adiputra. Begitu menangis, para juri meledek. “Judika jahaaat.” Judika selanjutnya berdiri dan memeluk Adiputra.