Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta kembali menghadirkan sejumlah penceramah salat tarawih pada Ramadan ini. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD didapuk mengisi ceramah di awal Ramadan pada Sabtu, 1 Maret 2025. Mantan calon wakil presiden pada Pemilu 2024 itu dalam ceramahnya mengangkat tema Ketimpangan Hukum dalam Perspektif Kelas : Analisis Politik Hukum terhadap Penegakan Hukum bagi Masyarakat Miskin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor: Cerita Mahfud MD Sematkan Pepatah Sakral di Prasasti Asrama Mahasiswa Madura Yogya
Kalimat Mahfud MD yang Bikin Jamaah Masjid Kampus UGM Tergelak
Usai berceramah sekitar 15 menit tentang kisah Nabi Muhammad hingga sejarah pembentukan NKRI, Mahfud membuka ruang pertanyaan jamaah. Namun ternyata, para jamaah yang sebagian besar kalangan mahasiswa UGM itu, justru bertanya soal situasi politik dan kasus-kasus hukum yang menghebohkan Tanah Air saat ini. Mulai dari gegeran korupsi di Pertamina, pembentukan Danantara, kasus pagar laut di Tangerang, hinggga sejumlah kebijakan Presiden Prabowo Subianto di awal kepemimpinannya yang menuai banyak sorotan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menanggapi sederet pertanyaan itu, Mahfud hanya tersenyum dan tak langsung menjawab materi yang ditanyakan para jamaah mahasiswa. Mantan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan era Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu mengaku bahwa saat ceramah di masjid, ia sebenarnya tak ingin bicara soal politik.
"Saya itu sebenarnya kalau ke masjid ceramah, tak ingin menyinggung politik," ujar Mahfud. "Karena kalau saya bicara politik nanti ada yang ngomong 'Dasar kau orang kalah Pilpres', 'Oh, itu suara kelompok (peraih suara) 16 persen'," ujar Mahfud disambut tepuk tangan dan tawa para jamaah.
Mahfud lantas menuturkan, begitu Pemilu Presiden atau Pilpres 2024 usai dan hasilnya diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) ia memilih mendukung siapa pun yang menjadi pemenangnya. "Saya sudah mengatakan bahwa Pilpres sudah selesai dengan segala kekurangannya dan kelebihannya, Mahkamah Konstitusi pun sudah mengumumkan bahwa Pak Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menang," kata dia. "Oleh sebab itu, kita harus dukung siapapun pemenangnya," ujarnya menambahkan.
Dukung Pemerintahan Prabowo tapi...
Mahfud lantas mengatakan bahwa dirinya penganut aliran Ahlussunnah wal Jamaah. Sebagai penganut ajaran itu, ia diajarkan bahwa apapun keputusan hakim itu sifatnya mengikat dan menghentikan semua perselisihan.
"Maka ketika tanggal 22 April 2024 Mahkamah Konstitusi menyatakan pemenang Pilpres itu, ya sudah silahkan berjalan, kita akan mengikuti apapun kebijakan pemerintah sejauh tidak melanggar hukum," ujar dia. "Jadi ketika sekarang banyak yang bertanya soal politik, saya akan menjawab secara ilmliah, obyektif, dan rasional saja," kata Mahfud.
Sebelum menjawab pertanyaan para mahasiswa itu, Mahfud juga mengingatkan jika tujuan Pemilu adalah memilih pemerintah. Pemerintah, kata dia, merupakan pihak yang memiliki kekuasaan dan kewenangan membuat berbagai kebijakan yang harus diikuti dalam kerangka konstitusi. "Jadi setuju atau tak setuju dengan kebijakan itu tetap harus mau ikuti, wong itu Pemilu, kalau tak mau ikuti ya bisa ditangkap (dihukum)," ujarnya.
Tapi sejurus kemudian, Mahfud mengeluarkan kalimat pamungkasnya. "Oleh sebab itu, kalau tak mau diperlakukan sewenang-wenang, pilihlah pemerintah yang adil," ujarnya dan kembali membuat para jamaah tergelak dan bersorai.