Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Ini Alasan Warga Belanda Tak Suka Tirai pada Jendela Mereka

Rumah-rumah warga Belanda umumnya tanpa gorden atau tirai. Hal itu menunjukkan mereka masyarakat yang terbuka dan suka berterus terang.

16 April 2020 | 16.54 WIB

Rumah-rumah warga Amsterdam biasanya tak berkerai atau memiliki gorden. Foto: @balk_photography
Perbesar
Rumah-rumah warga Amsterdam biasanya tak berkerai atau memiliki gorden. Foto: @balk_photography

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bertandang ke Belanda, jangan heran bila menemukan rumah-rumah di negeri itu biasanya tak bertirai. Bahkan warga yang tinggal di Kota Amsterdam, kebanyakan membiarkan jendela rumah mereka tak bertirai atau berkerai. Anda, bisa melihat seisi rumah warga tanpa halangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Bahkan, saat malam turun, rumah-rumah itu terang benderang dan perabot mereka terlihat dengan jelas. Dinukil dari CNN, kebanyakan orang Belanda tidak pernah menutup tirai atau kerai mereka. Seringkali, orang bahkan tidak memiliki tirai atau kerai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada saat pembatasan wilayah (Lockdown), yang membatasi warga keluar dari rumah, ciri khas rumah-rumah warga Belanda ini menjadi lebih menarik -- meskipun mereka menganggapnya tidak biasa. Para sosiolog bahkan meneliti mengapa orang-orang di Belanda tak menutup jendela mereka dari tatapan orang lewat.

Tentu tak bisa dijelaskan secara sosiologis semata. Penjelasan yang paling populer berasal dari tradisi keagamaan Calvinisme Protestan, yang menegaskan bahwa warga negara yang jujur tidak perlu menyembunyikan sesuatu, begitu ulas CNN Travel.

Menutup gorden dapat mengindikasikan sebaliknya. Dan dengan membiarkan orang melihat ke dalam, dan mereka ingin berpesan: "Lihat, saya orang yang baik!"

Pada era modern, mungkin keinginan untuk memamerkan harta juga bisa menjadi penjelasan. Ketika standar kehidupan meningkat dari waktu ke waktu, bahan dan interior menjadi lebih bagus dan mewah. Dan bahkan sekarang orang-orang suka memamerkan dapur terbuka yang dibuat khusus, sofa yang dibuat oleh desainer khusus, atau TV layar datar model terbaru.

Beberapa pemandu wisata kota menjelaskan keterbukaan merupakan salah satu cara berbisnis pada masa lalu. Orang akan membiarkan tirai terbuka untuk memamerkan ruangan yang penuh dengan perabot, dekorasi, dan seni terbaik. Untuk membuktikan kepada pedagang lain, bahwa mereka dapat dipercaya. Yang lain mengatakan itu adalah tradisi yang baru benar-benar kembali ke tahun 1950-an, dan sudah mulai berubah.

Budaya Terbuka

Antropolog Hilje van der Horst dan Jantine Messing meneliti fenomena ini pada 2006. Mereka mengamati bahwa orang-orang di lingkungan yang komunal lebih cenderung membiarkan tirai mereka terbuka - dan lebih mungkin menghiasi jendela mereka dengan patung, vas, dan bunga (artifisial).

Alasan lain, tentu saja, adalah keinginan penduduk untuk menyaksikan dunia berlalu begitu saja. Cukup adil untuk mengatakan bahwa orang-orang Belanda biasanya suka melihat ke luar dan melihat lampu-lampu, keramaian dan hiruk pikuk jalanan, dan orang-orang yang lewat.

Rumah-rumah tanpa jendela membuat pelintas bisa menyaksikan isi rumah. Foto: @marianna.panda

Interaksi antara dalam dan luar membantu menumbuhkan budaya terbuka yang identik dengan orang Belanda, "Sebagai warga negara Belanda, saya tumbuh di rumah tanpa tirai," ujar Astrid Brokke, 68, warga Amsterdam. 

Bahkan ketika ia membeli rumah sendiri, dalam 10 tahun pertama di rumah barunya, Astrid juga tak memasang gorden atau tirai.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus