Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seleb

Jejak Karier Henky Solaiman, dari Panggung Teater ke Dunia Film

Hanya ada sedikit aktor sepuh di Indonesia yang masih aktif bermain film dan sinetron. Salah satunya Henky Solaiman.

16 Mei 2020 | 11.18 WIB

Henky Solaiman. TEMPO/Nurdiansah
Perbesar
Henky Solaiman. TEMPO/Nurdiansah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Hanya ada sedikit aktor sepuh yang masih aktif bermain film. Salah satunya Henky Solaiman. Aktor berusia 78 tahun ini baru baru mundur dari dunia akting saat tubuhnya tak kuat melawan kanker usus yang diidapnya sejak Januari 2020. Demi fokus pada pengobatan penyakitnya, Henky Solaiman pamit dari sinetron terakhirnya, Dunia Terbalik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sempat menjalani operasi di rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta pada Maret 2020, kesehatan Henky belakangan makin menurun. Pada Jumat, 15 Mei 2020, pemeran Wak Asin di sinetron Dunia Terbalik ini pamit untuk selama-lamanya.

Henky Solaiman meninggal di kediamannya di Kedoya Selatan, Jakarta Barat di usianya yang ke-78. Kepergian Henky Solaeman membuat dunia huburan Tanah Air berduka. Bagaimana tidak, lebih dari lima dekade, Henky berkecimpung di dunia akting lewat peran-perannya yang sebagian besar jenaka, meskipun bukan pemeran utama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Henky Solaiman lahir di Bandung pada 30 Agustus 1941 dengan nama Ong Han Kie. Bakat seni pria keturunan Tionghoa itu sudah muncul sedari dia masih SD. Untuk mengasah kemampuan aktingnya dia pernah belajar di Akademik Theater Nasional Indonesia di Yogyakarta.Di sana dia berkenalan dengan Teguh Karya, Wahab Abdi, dan Pietradjaja Burnama.Aktris Acha Septriasa bersama aktor Henky Solaiman (kanan) dan Ananda Omesh (kiri) saat menghadiri pemutaran perdana film Mengejar Malam Pertama di Studio XXI Senayan City, Jakarta, Senin, 11 Agustus 2014. TEMPO/Nurdiansah

Teguh Karya pula yang mengajaknya aktif terlibat di Teater Populer HI. "Secara profesional saya main teater pertama di Teater Populer berjudul 'Jangan Kirimi Aku Bunga'," kata Henky, dalam sebuah wawancara pada Juni 2004. Setelah Teguh Karya dan banyak seniman teater lainnya mulai terjun ke dunia layar perak, Henky pun beralih dari dunia teater dan ikut arus ke dunia film.

Film pertama yang diperankan Henky adalah Wadjah Seorang Laki-Laki (1971) karya Teguh Karya, kemudian Cinta Pertama (1973) dan Kawin Lari (1974). Selanjutnya puluhan film pernah dilakoninya, seperti Ratapan Anak Tiri III (1990), Radit dan Jani (2008), Laskar Pelangi: Edensor (2013), Malam Minggu Miko The Movie (2014), Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 (2016), serta Perfect Dream dan Rafathar pada 2017

Selain di film layar lebar, Henky juga berakting di dunia televisi. Namanya makin terkenal setelah terlibat di komedi situasi Keluarga Van Danoe (1994). Selanjutnya sederet sinetron dia bintangi seperti Wulan (2006-2007), Putri (2012), Malu Malu Kucing (2015), Cinta 7 Susun (2013), dan terakhir Dunia Terbalik (2017-2020).

Tidak hanya berakting, Henky Solaiman juga merupakan seorang sutradara. Ia sudah menyutradarai lebih dari lima film, di antaranya Sorga Dunia di Pintu Neraka (1983), Titik-titik Noda (1984), Romantika (1985), Tandes (1984), dan Kecil-kecil Jadi Pengantin (1987).

Dalam sebuah wawancara dengan Tempo pada 2017 lalu, Henky mengatakan akting bukanlah pekerjaan baginya, melainkan hobi. “Biasanya yang mau berumur dia butuh hobi yang dia ingin lakukan dan membutuhkan dana. Saya ada hobi yang bukan membutuhkan dana tapi mendapatkan dana,” ujar anak kelima dari enam bersaudara ini.Aktor senior Henky Solaiman dikabarkan meninggal. Pemeran Wa Sain dalam sinetron Dunia Terbalik ini meninggal di usia 78 tahun setelah berjuang melawan kanker usus yang diderita. TEMPO/Nurdiansah

Meski capek, Hengky mengaku senang. Keluarga juga tak melarangnya untuk terus beraktivitas. "Orang kalau sudah berumur dan tidak beraktivitas, bisa cepat pikun,” ujarnya seraya tertawa.

Dalam sebuah wawancara dengan Soleh Solihun, Henky mengaku sangat mencintai profesi yang sudah digelutinya sejak tahun 1970-an itu. Dia bahkan tak pernah merasa bosan bekerja di dunia seni peran. "Keindahan teater dan film, enggak bisa jenuh karena setiap kali ceritanya lain, perannya lain. Yang jenuh itu pekerja kantoran," kata Henky kepada Soleh Solihun pada 2017.

Salah satu rahasia karier awet Henky di dunia seni peran, kata dia adalah berkat kecintaan terhadap apa yang dia lakoni serta disiplin yang tinggi. "Kalau mau akting harus sungguh-sungguh jangan cuma karena pengin tenar. Kalau ada kecintaan terhadap profesi harus disiplin, jangan pernah ditunggu oleh sutradara dan teman lain. Harus selalu mencintai profesi kita.

Henky Solaiman meninggalkan seorang istri bernama Edmay Solaiman, seorang putra yang juga meneruskan bakat aktingnya; Verdi Solaiman dan seorang putri Sarah Solaiman. Sesuai wasiatnya, Jenazah Henky Solaiman akan dikremasi.

TEMPO | ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus