Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jembatan Gentala Arasy di Jambi merupakan jembatan pedestrian pertama yang memiliki kontur meliuk layaknya huruf S sehingga berbeda dengan jembatan biasanya. Menurut laman disbudpar.jambiprov.go.id, Kontur mirip dengan huruf S tersebut membuat jembatan ini menjadi wisata Jambi yang harus dikunjungi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jembatan Gentala Arasy ini melintasi Sungai Batanghari dari Kecamatan Pasar Jambi ke Kecamatan Pelayangan, Kota Jambi. Jembatan dengan panjang 503 meter dan lebar 4,5 meter ini hanya dapat dilalui oleh pejalan kaki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nama Gentala Arasy berasal dari tiga kata, yaitu genta merujuk pada suara, tala menggambarkan harmoni, dan arasy melambangkan ekspansi menuju langit. Dari gabungan tiga kata tersebut, Gentala Arasy dapat diartikan sebagai suara yang harmonis dan mencapai ke angkasa. Konsep ini berhubungan dengan bunyi lonceng yang terdengar dari Menara Gentala Arasy sebagai penanda waktu salat wajib bagi umat Islam di Kota Jambi.
Selain itu, Gentala Arasy juga memiliki makna lain sebagai akronim Genah Tanah Lahir Abdurrahman Sayoeti. Kata genah dalam bahasa Melayu Jambi merujuk pada tempat. Sementara itu, Abdurrahman Sayoeti adalah mantan gubernur Jambi dan menjabat pada 1989-1999, seperti dikutip dari bams.jambiprov.go.id.
Jembatan Gentala Arasy memiliki tempat yang spesial di kedua ujungnya. Salah satu ujungnya tepat berada di depan rumah dinas Gubernur Jambi di Kecamatan Pasar Jambi, Kota Jambi. Sementara itu, bagian ujung lainnya terdapat menara jam setinggi 80 meter dalam daerah Kelurahan Arab Melayu, Kecamatan Pelayangan, Kota Jambi.
Menara itu juga menjadi museum Museum Kebudayaan Jambi yang berisi jejak masuknya Islam di Jambi. Museum tersebut memiliki lebih dari 100 koleksi artefak bersejarah yang menggambarkan warisan budaya Jambi dari masa lampau. Secara keseluruhan, arsitektur bangunan Menara Gentala Arasy merepresentasikan kekuatan karakter adat Melayu dan unsur Islam.
Jembatan Gentala Arasy dibangun pada 2012-2014 dan diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 2015. Pemerintah Provinsi Jambi memasukkan Jembatan tersebut menjadi salah satu destinasi wisata dalam program Jelajah Jambi, The Hidden Paradise in Jambi.
Jembatan Gentala Arasy di Kasang, Jambi Kota, 2 Januari 2018. Jembatan ini menjadi tempat wisata sekaligus solusi bagi masyarakat pejalan kaki untuk menyeberangi sungai. TEMPO/Subekti.
Selain memiliki kontur seperti huruf S dan menghubungkan dua kecamatan dalam Kota Jambi, Jembatan Gentala Arasy juga mempunyai keistimewaan lainnya sebagai berikut, antara lain:
1. Pemandangan indah
Gentala Arasy memiliki lift yang dapat membawa wisatawan menikmati pemandangan Jambi dari ketinggian 80 meter, khususnya pemandangan Sungai Batanghari.
2. Penanda waktu salat
Pada puncak menara Gentala Arasy, ada jam di keempat sisinya yang juga berguna untuk menunjukkan tibanya waktu salat.
3. Jembatan penyeberangan
Jembatan ini secara khusus digunakan pejalan kaki untuk menyeberang, melakukan lari kecil, atau melihat perahu di sekitar Sungai Batanghari. Sebab, kedua ujung menara dibangun sebuah batas agar tidak ada kendaraan yang melintas.
4. Kuliner
Jembatan Gentala Arasy juga bisa dijadikan wisata kuliner yang terletak di ujung jembatan. Adapun, sajian makanan di tempat wisata Jambi ini, seperti tekwan, gulai kepala kakap, ikan baung goreng, dan lain-lain.
Pilihan Editor: Gentala Arasy, Jembatan Pejalan Kaki yang Ikonik di Jambi