Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Kabar Duka, Profesor Edi Sedyawati Maestro Tari dan Eks Dirjen Kebudayaan Meninggal

Maestro seni pertunjukan dan eks Dirjen Kebudayaan Profesor Edi Sedyawati, meninggal pada Sabtu pagi, 12 November 2022. Profil tokoh kebudayaan ini.

12 November 2022 | 10.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Edi Sedyawati. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kabar duka menyelimuti dunia seni dan akademis di Indonesia. Subuh tadi, Sabrtu 12 November 2022, Tempo.co berkali-kali menerima kabar duka atas berpulangnya Profesor Edi Sedyawati, seniman, akademisi, sekaligus budayawan terkemuka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Assalamualaykum warohmatullohi wabarokaatuh. Inalillahi wa inna ilaihi rojiun. Turut berduka sedalamnya atas wafatnya Guru kita tercinta Prof Dr Edi Sedyawati. Semoga almarhumah memperoleh tempat terindah disisi Allah. Aamiin ya Robbal Aalamiin," demikian kabar duka itu tersebar di berbagai media sosial khususnya kalangan pegiat kebudayaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan informasi yang diperoleh, Profesor Edi Sedyawati binti Iman Sudjahri wafat di usia 84 tahun, akan disemayamkan di Taman Lembang Nomor 21 Menteng dan akan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet, Jakarta Pusat.

Edi Sedyawati meninggalkan dua putra, Teguh Antanwikrama dan Bima Sinung Widagdo, dan dua menantunya Mayuko Haznam dan Reina Tamara Kreefft, serta sejumlah cucu, antara lain Irsyad Agni Sudhirajati, Safiya Kanna Satyawadhini, Ryota Aprameya Pratapa, Nasya Imani Zulaika dan Abhirama Sharif.

Profil Profesor Edi Sedyawati

Dikutip dari situs resmi Akademisi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Profesor Edi Sedyawati lahir tepat satu dasawarsa usai peristiwa sumpah pemuda, yaitu 28 Oktober 1938.

Ia mendalami studi arkeologi di Universitas Indonesia dan lulus pada 1963. Di tahun yang sama, Profesor Edi Sedyawati diangkat sebagai dosen di Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Kemudian pada 1971 - 1974, ia dipilih menjadi ketua jurusan arkeologi.

Pada 1985, Profesor Edi Sedyawati memperoleh gelar doktor dari universitas yang sama dengan dengan mempertahankan disertasi berjudul Pengarcaan Ganesha Masa Kediri dan Singosari: Sebuah Tinjauan Sejarah Kesenian.

Disertasi ini pun sempat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan diterbitkan oleh Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde atau Lembaga Ilmu Bahasa, Negara dan Antropologi Kerajaan Belanda pada 1994 dengan judul Ganesa Statuary of the Kediri and Singosari Periods, A Study of Art History.

Sempat Pimpin Direktorat Jenderal Kebudayaan

Mengutip laporan situs Ngopi Bareng, Profesor Edi Sedyawati juga sempat menduduki sejumlah posisi strategis di pemerintahan. Beberapa di antaranya adalah sebagai Direktur Jenderal Kebudayaan di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI pada 1993 - 1999 dan Gubernur Asia-Europe Foundation untuk Indonesia pada 1999 - 2001.

Selain itu, Profesor Edi Sedyawati juga diketahui pernah menjadi Pembantu Rektor I Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan Ketua Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta  pada 1971 - 1976.

Semasa menjabat sebagai Dirjen Kebudayaan, situs resmi AIPI menyebut bahwa Profesor Edi Sedyawati setidaknya memimpin tiga peristiwa penting pada 1995 atau tepat 50 tahun setelah kemerdekaan Republik Indonesia. 

Tiga peristiwa penting tersebut adalah Kongres Kesenian Indonesia, Pameran Seni Rupa Negara-Negara Nonblok, dan Festival International Art Summit Indonesia yang sekarang dilaksanakan setiap tiga tahun sekali.

Hingga akhir hayatnya, Profesor Edi Sedyawati dianugerahi lima penghargaan, meliputi Bintang Mahaputera Utama pada 1998, Bintang Chevalier des Arts at Lettres dari Pemerintah Prancis pada 1997, Satyalancana Karya Satya 30 Tahun pada 1997, Bintang Jasa Utama Republik Indonesia pada 1995, dan Hasil Penelitian terbaik UI bidang Humaniora pada 1986.

ACHMAD HANIF IMADUDDIN  I  SDA

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus