Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Youtuber, Chandra Liow terbuka soal kasus plagiarisme yang sering dihadapinya sebagai seorang konten kreator. Karyanya masih sering disontek oleh banyak pihak, tak hanya dari kreator lainnya, tapi juga perusahaan. Seperti yang belum lama ini viral, video kerja samanya diduplikat oleh salah satu merek provider di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menceritakan pengalaman tersebut dalam podcast Kasisolusi yang tayang pada 25 Januari 2024 di YouTube. Secara gamblang, baginya hal tersebut telah merugikan. "Saya enggak mau gegabah bertindak karena tahu ada yang kurang dari saya soal pemahaman hukum dan sebagainya, tapi yang pasti resah dan rugi itu yang saya rasakan pasti dari segi pembuatan idenya," tutur Chandra Liow.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski sudah diragukan, Chandra Liow mengaku tak mau langsung melaporkan pihak yang bersangkutan, yakni MyRepublic karena persoalan birokrasi. Ia pun mengunggah reaksi dari konten yang mengambil idenya di media sosial dan membiarkan publik menilainya sendiri.
"Pas saya lihat ini adalah jelas sebuah kesalahan tapi ada juga yang merasa bahwa ini bukannya amati tiru modifikasi ya? Nah ini bahasannya common banget ketika terjadi di sosial media. Biar enggak terkesan ngambil idenya jadi amati tiru dan modifikasi," ucapnya.
Meski tidak melaporkan MyRepublic, Chandra Liow membuat unggahan soal itu di akun media sosialnya pada18 Januari 2024. "Ditunggu klarifikasi dan pertanggungjawabannya @myrepublicindonesia," tulisnya pada keterangan unggahan itu.
Chandra Liow Ingatkan soal Jangan Pakai Konsep yang Sama
Sosok di balik Rewind Indonesia ini menjelaskan seputar etika dalam proses pembuatan konten. Baginya, konsep dan komposisi adalah hal mendasar yang harus dipahami, "Kalau lihat dari video MyRepublic itu komposisinya berbeda memang. Poster beda, script beda, dan editing-nya mungkin ada sedikit perbedaan juga, itu adalah komposisi, tapi konsep sama. Jadi komposisi berbeda, konsepnya sama, konsep seharusnya tidak bisa sama."
Laki-laki berusia 30 tahun itu merasa terganggu dengan adanya hal tersebut karena video hasil jerih payahnya tersebut merupakan konten kerja sama dengan pihak lain. "Effort dari segi ide ini membutuhkan waktu dua minggu untuk ngejadiin idenya. Ini beda, ini dikonsepkan, kita melewati birokrasi yang panjang jadi effort-nya itu yang akhirnya bikin si pembuatnya itu resah dan merasa dirugikan karena proses pengerjaannya," ujar Chandra Liow.