Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Kontroversi Inara Rusli: Antara Star Syndrome dan People Pleaser, Ini Pengertiannya

Inara Rusli, seorang influencer dituduh netizen memiliki star syndrome. Namun ia justru mengaku sebagai people pleaser. Apa artinya?

29 Juni 2023 | 19.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Inara Rusli/Foto: Instagram/Inara Rusli

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Inara Rusli, seorang media sosial influencer yang semakin terkenal, menjadi pusat perhatian netizen setelah dituduh memiliki star syndrome dan dalam waktu yang sama mengaku sebagai "people pleaser". Berita ini mencerminkan dua sisi yang bertolak belakang dalam kepribadiannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Netizen mengecam Inara Rusli dengan sebutan star syndrome karena mereka meyakini bahwa Inara merasa dirinya sempurna dan lebih unggul daripada orang lain. Alasan mereka adalah Inara terlihat enggan mengikuti wawancara dan menolak berfoto dengan orang lain. Namun, Inara dengan tegas menolak label tersebut dan membantah tuduhan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melalui akun TikTok @/keluargakecildijerman, Inara menjelaskan bahwa menurutnya, star syndrome mengimplikasikan perilaku sombong, menolak wawancara, serta menghindari pertemuan sosial, dan dia tidak memiliki sifat tersebut.

Namun, Inara mengakui bahwa dirinya cenderung menjadi people pleaser atau orang yang sulit menolak permintaan orang lain. Dia mengungkapkan bahwa dia sering berusaha membuat orang lain bahagia dan merasa tidak nyaman jika harus menolak permintaan mereka. "Aku kayaknya kelewat people pleaser, tukang nyenengin orang, aku tuh orangnya gak enakan," kata Inara.

Inara Rusli menarik perhatian karena adanya kontradiksi antara dugaan star syndrome yang merasa dirinya sempurna dan enggan berpartisipasi dalam hal-hal sepele seperti wawancara dan foto, serta pengakuannya sebagai people pleaser yang berusaha memenuhi keinginan orang lain dan menghindari konflik. Berita ini menyoroti perbedaan persepsi publik dan pengakuan pribadi Inara Rusli, serta menggambarkan dinamika yang kompleks dalam kepribadiannya.

Sementara star syndrome mengacu pada sikap yang sombong dan merasa lebih baik daripada orang lain.  Menurut Journal of Behaviour Medicine, seseorang yang mengalami gangguan star syndrome umumnya tidak bahagia dan kecewa ketika tidak diberi bantuan atau kekaguman khusus yang mereka yakini pantas didapatkan.

Sedangkan people pleaser, dikutip dari ugm.ac.id, dijelaskan psikolog UGM, Smita Dinakaramani, S.Psi., M.Psi., bahwa people pleaser merupakan pelabelan informal bagi individu yang memiliki keinginan kuat untuk menyenangkan orang lain.

People Pleaser ini basically membantu dengan motif untuk menyenangkan orang lain meski itu merugikan dirinya sendiri. Itu perbedaanya dengan orang yang benar-benar mau membantu, bisa memetakan kapasitasnya sampai mana bisa membantu atau tidak,” kata dia.

People pleaser dipahami pula sebagai istilah yang menggambarkan seseorang yang cenderung sulit menolak permintaan orang lain dan lebih fokus pada kepuasan orang lain daripada kebutuhan pribadi. Inara Rusli menjadi contoh perpaduan antara dua sifat ini, dengan menghadirkan kompleksitas yang menarik dalam dirinya.

Kisah Inara Rusli ini mencerminkan perjalanan seorang influencer yang harus menghadapi tekanan publik dan harapan yang tinggi, serta berusaha menjaga citra diri dan keselarasan antara kebutuhan pribadi dan permintaan pengikutnya.

RECHA TIARA DERMAWAN  I  SDA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus