Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wisatawan di mana-mana sering kali bersikap semaunya, bahkan di Eropa. Di Malaga, salah satu kota wisata di Spanyol, banyak wisatawan yang berperilaku tidak tertib, termasuk tidak memakai baju. Pihak berwenang di kota ini pun memasang reklame untuk memperingkatkan pengunjung berpakaian pantas dan menghormati adat istiada setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Malaga telah meluncurkan sebuah kampanye, lengkap dengan 17 papan reklame dan sejumlah rambu, yang ditujukan untuk mencegah perilaku yang telah membuat marah penduduk setempat, terutama selama musim puncak wisatawan. Rambu-rambu tersebut, yang ditulis dalam bahasa Inggris dan menampilkan Union Jack, secara langsung membahas perilaku yang sering dikaitkan dengan turis Inggris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wisatawan diingatkan bahwa mereka harus mematuhi peraturan kota atau menghadapi denda hingga €750 atau sekitar Rp12,7 juta untuk pelanggaran.
Empat Masalah Pariwisata di Malaga
Kampanye tersebut, yang dipromosikan oleh departemen pariwisata Malaga, menyoroti empat isu utama: pakaian yang tidak pantas, membuang sampah sembarangan, kebisingan yang berlebihan, dan penggunaan skuter listrik secara sembrono.
Di Malaga, penduduk setempat keberatan dengan orang asing yang berjalan-jalan di kota hanya mengenakan bikini atau celana pendek. Salah satu rambu balai kota yang baru berbunyi: "Berpakaianlah lengkap. Baik di jalan maupun di tempat umum, selalu kenakan pakaian atas demi rasa hormat dan kebersihan."
Poster-poster papan reklame juga telah dipasang di seluruh kota yang meminta para pengunjung untuk mengenakan pakaian lengkap saat berparade di kota.
Papan reklame lain berfokus pada polusi suara. Para pengunjung diingatkan untuk menghormati jam tidur penduduk, termasuk para lansia, pelajar, dan pekerja penting.
Papan reklame tersebut meminta wisatawan tidak berteriak, bernyanyi dengan keras, atau memainkan musik dengan volume keras di tempat umum. Intinya jangan mencolok.
Turis juga banyak yang membuang sampah sembarangan sehingga menimbulkan masalah lain bagi penduduk setempat. Sebuah papan reklame dipasang, meminta para wisatawan untuk menjaga kebersihan kota dengan membuat sampah pada tempatnya dan merawat monumen bersejarah, taman, dan tempat duduk umum.
Sementara itu, para pengendara skuter diingatkan untuk menggunakan area yang diizinkan, bukan di trotoar yang seharusnya untuk pejalan kaki. Di Malaga banyak pengunjung bersepeda di area pejalan kaki akhirnya menyebabkan insiden-insiden serius.
Protes antipariwisata
Kampanye tersebut diluncurkan setelah serangkaian protes antipariwisata terjadi musim panas ini di seluruh Spanyol, termasuk di Malaga, Madrid, Mallorca, Barcelona, dan Seville. Protes tersebut menyoroti dampak pariwisata yang berlebihan atau overtourism terhadap harga properti, serta keluhan tentang perilaku pengunjung yang tidak sopan.
Meskipun ada aturan baru, beberapa penduduk setempat tetap skeptis tentang penegakan hukum. Sebab, tahun lalu sudah diberlakukan undang-undang yang melarang berjalan tanpa baju atau mengenakan pakaian dalam, tapi tidak ditegakkan secara ketat, menurut Euro Weekly.
DAILY MAIL | METRO.CO.UK