Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta- Paguyuban kusir Andong Yogya mendapatkan pelatihan membuat dan memasang tapal kuda ala Australia. Pelatihan itu diberikan oleh sejumlah pakar dan dokter spesialis kuda berbagai lembaga dari benua Kanguru itu, di Yogyakarta, Selasa 5/12.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para pakar asal Kelvin Grove Equine Perth dan Manly Road Veterinary Hospital Brisbane memperkenalkan teknik membuat dan memasang tapal kaki kuda dengan cara-cara yang memperhatikan kenyamanan dan kesehatan kuda. Pelatihan ini ditujukan agar kuda penarik andong yang iasa digunakan para turis itu terjaga kesehatan dan kenyamanannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peralatan yang digunakan untuk memasang tapal itu cukup lengkap. Dari sebuah alat yang disebut patar atau sejenis gerinda untuk meratakan kuku kuda agar datar, catut atau tang tangan, serta sebuah obeng bermata kail untuk mengorek, membersihkan, dan membentuk kuku kuda.
Samuel Morton pakar kuda asal Kelvin Grove Equine Perth menuturkan memang ada perbedaan dasar pembuatan dan pemasangan tapal kuda di Australia dan Yogya.Sejumlah pakar kuda dari Australia memberikan pelatihan pembuatan dan pemasangan tapal kuda pada para kusir Andong di Yogya, 5 Desember 2017 / pribadi wicaksono tempo
Pertama soal alat produksi. "Tapal tapal kuda di Australia diproduksi dengan mesin sehingga lebih presisi," ujarnya. Kedua soal material. Di Australia mereka menggunakan bahan alumunium untuk menghindari karat. Alumunium dianggap lebih higienis dan juga mudah presisi ketika dibentuk sesuai kaki kuda.
"Mungkin karena di sini bahan pembuatan tapal berbeda (dari bahan besi cor), maka sulit presisi dengan kuku kuda," ujar Samuel.
Tuwuh Ismanto, 53, pengurus Paguyuban Andong Malioboro Yogya menuturkan untuk mendapatkan tapal kuda ideal memang masih menjadi mimpi para kusir andong di Yogya saat ini. "Alat untuk membuat tapal seperti yang digunakan mereka (pakar Australia) harganya di sini sangat mahal, bisa Rp 5 juta satu setnya," ujar Tuwuh.
Tuwuh mengetakan di Yogyakarta mereka menggunakan alat seadanya, harganya hanya berkisar Rp 70 ribu. Dengan alat sederhana itu mereka memang kerap kurang mendapatkan presisi kuku dan ukuran tapal yang klop.
"Sebenarnya prinsipnya sama, kuku kuda dibersihkan dan diukur agar sesuai tapal, tapi di sini kan tapal biasanya sudah bentuk jadi dan para kusir tinggal memasangnya langsung," ujar Tuwuh.
Tuwuh menuturkan, berat rasanya jika pembuatan dan pemasangan tapal itu harus mengacu standar Australia. Terlebih kuda-kuda Australia sering dikhususkan untuk ajang tertentu. Misalnya pacuan kuda atau pawai yang tak banyak mengaspal di jalan.
Sedangkan kuda lokal di Yogya kebanyakan untuk menarik andong sehari hari. "Kami berharap pemerintah daerah juga bisa membantu, misalnya bantuan alat untuk pemasangan dan pembuatan tapal ideal itu," ujarnya.
Ketua Paguyuban Andong se DIY, Purwanto menuturkan saat ini konsentrasi pembuatan dan pemasangan tapal kuda memang terpisah dengan pemilik kuda. Pemilik kuda tinggal membeli tapal lalu membawa kudanya ke ahli pemasang tapal untuk meminta dipasangkan pada kuda mereka. "Jadi pemilik kuda hanya nurut dengan pemasang tapal yang diminta memasang tapal," ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO (Yogyakarta)