Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Kulon Progo - Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menghidupkan kembali legenda Sugriwa Subali dengan mementaskan sendratari tersebut di kawasan Bukit Menoreh, Kulon Progo, Ahad,21/10. Pegelaran tersebut menjadi bagian dari Menoreh Art Festival 2018.
“Salah satu sendratari yang menjadi kebanggaan dan keunggulan kita adalah Sugriwa Subali. Kalau di Candi Prambanan punya Ramayana, saya rasa hanya Kulon Progo yang punya mitos dan legenda Sugriwo Subali," kata Kepala Dinas Kebudayaan Kulon Progo Untung Waluya di Kulon Progo.
Saat ini Dinas Kebudayaan tengah berupaya mendesain dan mem-branding sendratari Sugriwo Subali sebagai ikon kebesaran Kabupaten Kulon Progo. "Pergelaran tari yang dimainkan oleh 80 seniman-seniwati di Kulon Progo dikemas menarik dan mewah supaya mampu mengajak penonton ikut dalam alur cerita.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada pertunjukan hari Ahad itu sendratari Sugriwo Subali mengambil tema Gelora Gunung Samudera. “Harapannya mampu menggugah semangat masyarakat Kulon Progo terhadap seni dan budaya lokal," kata Untung Waluya.
Wakil Bupati Kulon Progo Sutedjo berharap sendratari Sugriwo Subali bisa memberikan dampak positif bagi pelestarian kebudayaan di wilayahnya. Dia yakin, apabila sendratari ini dikemas secara baik akan berdampak pada dunia pariwisata setempat. "Seni budaya yang ada di Kabupaten Kulon Progo sangat banyak dan beragam. Ini kekayaan yang harus kita lestarikan."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah pecinta seni dari Tegalsari, Purwosari, Girimulyo, Wahyu Ari Wibowo menyatakan sangat senang dengan seni pertunjukan. Seni dan budaya, kata dia, dapat mengasah diri mencintai budaya sendiri dan melestarikannya.
ANTARA