Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Berita Tempo Plus

Banjir Pesanan Menjelang Lebaran

Baju Lebaran karya perancang laris manis di Lebaran 2023. Kebanyakan pesanan datang sebelum Ramadan.

19 April 2023 | 00.00 WIB

Desainer busana, Ling Hida, peluncuran rancangannya di The Westin, Jakarta, 5 Maret 2023. TEMPO/ Ilona Esterina
Perbesar
Desainer busana, Ling Hida, peluncuran rancangannya di The Westin, Jakarta, 5 Maret 2023. TEMPO/ Ilona Esterina

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ringkasan Berita

  • Sejumlah perancang modest wear kebanjiran pemesanan menjelang Idul Fitri.

  • Kembali memasuki musim panen setelah paceklik di Lebaran 2020 dan 2021 akibat pandemi Covid-19.

  • Kebanyakan pesanan datang sebelum Ramadan.

Perancang busana Hannie Hananto tak bisa melupakan masa kelam tiga tahun lalu. Saat Indonesia lockdown akibat pandemi Covid-19 pada 2020, seperti lini ekonomi lain, industri fashion megap-megap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Hingga Idul Fitri, cuma segelintir potong busana yang beranjak dari rak penjualannya. Boro-boro mikir baju Lebaran, semua ketar-ketir akibat serangan virus corona. Hannie pun merelakan kain yang awalnya hendak dia jadikan baju Lebaran dipotong kecil-kecil. "Waktu itu saya jualan masker," kata dia kepada Tempo, Selasa, 18 April 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Desainer modest fashion alias busana tertutup itu merasakan angka penjualan mulai merangkak naik setelah berkonsentrasi pada media sosial sebagai saluran pemasaran pada 2021. Pada Lebaran ini, jumlah orderannya kian tinggi. “Peningkatannya sekitar 10-20 persen,” kata pemilik merek Anemone ini.

Awal tahun ini, Presiden Joko Widodo resmi mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Dengan demikian, Lebaran 2023 menjadi Idul Fitri pertama pascapandemi sonder pembatasan. Mobilitas pun meningkat. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memprediksi ada sekitar 123 juta pemudik tahun ini. Penjualan baju Lebaran ikut terkerek. “Orang-orang ingin bertemu keluarga dengan pakaian-pakaian barunya,” ujar Hannie, 50 tahun.

Pada Lebaran ini, mayoritas pembeli karya Hannie merupakan warga Semarang dan Aceh. Koleksi Lebaran Anemone dan merek turunannya dijual Rp 400 ribu hingga Rp 1,5 juta.

Hannie, yang rancangannya dikenal dengan warna-warna terang dan tegas, membagi tiga fase penjualan saat Lebaran, yaitu dua bulan sebelum Lebaran, selama Ramadan, dan dua pekan sebelum Idul Fitri. "Penjualan terbanyak sebelum Ramadan," kata dia. Dalam Muslim Fashion Festival (Muffest) di Jakarta pada Maret lalu, misalnya. Dari 60 potong pakaian yang dia bawa, hanya tersisa tujuh.

Selama Ramadan, Hannie melanjutkan, kebanyakan konsumen membeli secara pre-order. Dia membatasi pemesanan pada dua pekan sebelum Idul Fitri. ”Untuk koleksi Lebaran, sudah terjual hampir seratus potong,” kata dia.

Desainer busana Kursien Karzai (tengah) dalam Muslim Fashion Festival (Muffest) 2023 di The Westin, Jakarta, Maret 2023. Dok. Muffest

Kenaikan angka pemesanan baju Lebaran juga dirasakan Kursien Karzai. “Total Lebaran tahun ini 3.000 pieces, naik 30 persen,” kata perancang busana muslim itu. Dia mengatakan, Lebaran 2023 membawa berkah bagi industri fashion, seiring semakin padatnya agenda peragaan busana di Indonesia.

Kursien, 42 tahun, memasarkan produknya di sejumlah pusat belanja besar, seperti Grand Indonesia, Mal Kota Kasablanka, dan Big Mall Samarinda. Dia juga membuka butik di Kahfi Square, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Karyanya pada Lebaran tahun ini didominasi pakaian muslim berbahan organza—kain tenun halus dan polos yang lembut—yang terdiri atas dress, abaya, tunik, hingga outwear. Pelanggannya berasal berbagai daerah, seperti Jambi, Kalimantan Selatan, dan Aceh.

Perancang busana Ling Hida juga turut merasakan keuntungan ekonomi pascapandemi. Pemilik brand Makaila Haifa ini telah menjual sekitar 500 potong pakaian Lebaran, dengan pemesan lintas daerah juga Singapura. “Kenaikannya 50 persen dibanding tahun lalu,” kata Hida. 

Pada ldul Fitri tahun lalu, dia menjual sekitar 200 potong. “Mungkin karena banyak orang di rumah, sementara baju Lebaran enggak dipake sehari-hari,” kata Hida.

Hida memasarkan karyanya dari kantornya di Apartemen Kalibata City di Jakarta Selatan, mengandalkan media sosial. Baju Lebaran yang dijual oleh Hida mayoritas berupa kaftan dan abaya. “Itu yang paling laku sekarang,” ujarnya.

Adapun Ria Miranda mengatakan bahwa tren busana Lebaran tahun ini masih didominasi warna-warna pastel dan soft. Desainer modest wear yang baru menampilkan karyanya dalam Rayya Fashion Festival 2023 di Jakarta pada pekan lalu itu mengatakan, busana sarimbit alias kembaran juga kembali lagi menjadi pilihan untuk hari raya. “Mungkin sudah waktunya ibu-ibu mendandani suami dan anak lelakinya,” kata Ria. Dari delapan koleksi sarimbit keluarga yang dipasarkan Ria, semua telah ludes terjual.

ILONA ESTERINA PIRI
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus