LEMBAGA Humor Indonesia (LHI) akan membentuk cabang-cabannya di
beberapa kota penting. Menurut Arwah Setiawan, Ketua LHI, untuk
itu Desember nanti LHI akan mengadakan semacam musyawarah
nasional, yaitu rembugan di antara para pelawak.
Itulah antara lain keputusan LHI ketika Jumat malam pekan lalu
mengadakan perbincangan di antara para pengurusnya di Jakarta
setelah membalik-balik segala kegiatannya selama ini. Terutama
setelah merasa pertunjukan mereka yang terakhir "Yang Muda Yang
Bercanda" pertengahan bulan lalu di TIM Jakarta dirasa cukup
berhasil . Ribuan penonton selama 2 malam pertunjukan itu
memadati Teater Terbuka TIM. Dan keseluruhan gerr plus teriakan
penonton di situ, setelah diuangkan ternyata berjumlah 3 « juta
rupiah. Tak cuma itu, sebuah perusahaan rekaman segera membeli
hak ,mengkasetkan acara itu seharga 5 juta rupiah. LHI pun
terpesona. Siapa nyana acara itu menghasilkan uang 8 « juta.
"Tapi LHI tetap berpegang pada idealisme. Sama sekali tidak
punya tujuan komrsial,"kata Arwah dalam pertemuan di antara
pendukung acara itu di rumah pelawak Kris Biantoro pekan lalu.
Menurut Arwah pertunjukan dipertengahan September itu bukan
melulu baca humor, melainkan gado-gado. Dengan acara itu menurut
Arwah ada 3 hal yang ingin dicapai. Yaitu menampilkan generasi
muda humor, menampilkan jenis humor baru dan menampilkan bentuk
lain dari humor. Dalam pertunjukan itu memang muncul tari humor
dan musik humor, selain baca humor dan lawakan kovensionil.
Maaf
hlenyingkapkan rencana LHI untuk mengadakan musyawarah Desember
nanti, menurut Arwah juga dalam waktu bersamaan diadakan Pekan
Humor. Yaitu lomba membaca humor, lomba musik humor, dan lomba
poster/iklan humor. Sebagai penutup, LHI akan mengadakan
pertunjukan besar di Balai Sidang Senayan dengan antara lain
mengetengahkan para juara lomba.
Akan halnya 'ketegangan' yang selama ini terjadi antara Llll
dengan Paguyuban Lawak Indonesia (PLI) yang antara lain dipimpin
Bagio, Arwah tak lagi menganggapnya serius. Sebab ketika 27
September lalu PLI mengadakan halal bihalal di Istana Anggrek
Senayan, ia diundang dan hadir. "Mereka minta maaf kepada LHI,"
tutur Arwah. Lalu? "Ya dimaafkan. Kenapa tidak? Tapi 'kan tidak
cukup hanya dengan itu. Persoalan yang ada harus dibicarakan.
Diselesaikan."
Tapi Bagio yang punya 11 anak itu berpendapat: "Bohong besar
kalau antara kita dengan LHI ada keributan. Antara saya dengan
Arwah sendiri tidak ada apa-apa. Yang ramai 'kan koran-koran,"
katanya.
Bersarung dengan safari abu-abu sambil merokok kretek dan duduk
di teras, pelawak kelahiran Purwokerto itu pekan lalu berkata
lagi: "Mereka 'kan lembaga pengumpulan data, yah, semacam
lembaga konsumen begitu. Lha kita ini 'kan perkumpulan pelawak,"
katanya. "Kalau pun ada persaingan, jangankan antara LHI dengan
Paguyuban, antara saya dengan Ateng saja ada persaingan. Dalam
karya," lanjutnya. Tapi, "pokoknya saya nggak ada urusan dengan
segala isyu. Mendingan cari duit saja buat anak dan isteri,"
tambah pelawak yang mahal dan laris sehingga sampai saat ini
belum pernah menonton acara LHI atau pun warkop Prambors, saking
sibuknya. "Kalau nggak percaya, lihat saja kalender itu,'
katanya sambil menunjuk kalender yang penuh coretan di dinding.
"Jadi bukannya saya sok atau sombong."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini