MOBIL kecil dengan alat pengeras suara berkeliling kota.
Seringkali suara wanita Jepang terdengar melengking. "Kami
mengajak anda memilih Partai Sosialis Jepang," kata yang satu.
Suara lainnya yang tak kalah kerasnya mengajak orang supaya
memilih Partai Komunis Jepang.
Semua itu ramai di Tokyo dan banyak kota Jepang lainnya selama
masa kampanye pemilihan umum yang dimulai 17 September. Pergi ke
kotak suara 7 Oktober nanti, Jepang akan memilih diet (parlemen)
baru yang terdiri dari 511 kursi. Tapi jauh hari sebelumnya
umumnya orang menduga bahwa LDP (Liberal Demokrat) akan unggul
lagi seperti biasa sebelumnya dan akan tetap memegang
pemerintahan.
Suatu poll yang diselenggarakan suratkabar Yomiuri baru-baru ini
malah menaksir 46% dari para pemilih kini mendukung Liberal
Demokrat, dibanding 42% dalam pemilu terakhir ditahun 1976. Jika
begitu, mereka tak akan kehilangan satu pun dari 248 kursi yang
mereka kuasai semula. Memang tujuan PM Masayoshi Ohira
mengadakan pemilu sekali ini ialah supaya jumlah kursi Liberal
Demokrat bertambah, yang diharapkannya mencapai 271 guna
menjamin mayoritas dalam diet.
Kelompok partai oposisi, yang tentu akan berebutan suara satu
sama lain, tidak mencemaskan Liberal Demokrat. Kecuali JCP
(Komunis), umumnya kelompok oposisi itu sedang pincang. JCP
menurunkan 128 ca]on dengan harapan supaya kursinya bertambah
dari 19 ke 30 nanti. Ada kemungkinan kursinya bertambah, menurut
pengamat politik di Tokyo, tapi mungkin atas kerugian golongan
Sosialis yang terpecah.
Ada JSP (partai Sosialis) dengan 117 wakil dan ada pula DSP
(Sosialis Demokrat) dengan 28 wakil dalam parlemen yang
dibubarkan PM Ohira 7 September lalu. JSP, partai oposisi yang
utama ini, terutama berpengaruh di kalangan kaum buruh di
daerah, perkotaan, tapi kurang menarik bagi mereka yang di
pedesaan. Masalah perbedaan aliran sosialisme masih mcngganggu
partai ini ke dalam tubuhnya.
DSP, sosialis moderat yang meninggalkan JSP 20 tahun lalu, telah
berkurang pula pendukungnya dari 6% ke 3% saja berdasar poll
yang diadakan Yomiuri tadi. Namun DSP telah sepakat untuk
mengadakan aliansi dengan Koomei Too, partai beraliran agama
yang memperjoangkan "pemerintahan bersih", di 28 dari semua 130
distrik pemilihan.
Pihak oposisi umumnya, demikian laporan I. Ketut Surajaya dari
Tokyo untuk TEMPO, selama kampanye ini mencoba menghangatkan
kembali soal skandal Lockheed dan kasus korupsi lainnya yang
melibatkan sejumlah tokoh LDP.
Tapi semua berita skandal itu tampaknya tidak akan mempengaruhi
para calon LDP seperti bekas PM Kakuei Tanaka (kasus Lockheed)
dari wilayah Niigata dan Raizo Matsuno, bekas Direktur Jendral
Pasukan Bela Diri Jpang (kasus penjualan pesawat perang) dari
Kyushu. Keduanya disambut hangat oleh penduduk setempat dalam
kampanye pemilu ini.
Walaupun ada masalah energi dan inflasi, ekonomi Jepang masih
tetap kuat yang tentu membantu posisi LDP dalam pemilu sekali
ini. Tapi para pemilih umumnya agak gusar dengan rencana Ohira
untuk menaikkan pajak dan menciptakan pajak baru. PM Ohira ingin
mengatasi defisit anggaran belanja dengan. menyesuaikan kembali
soal perpajakan tadi. Pihak oposisi mendapat senjata ampuh dalam
hal ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini