Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi yang ingin liburan ke Hong Kong sebaiknya mempersiapkan anggaran dengan baik. Pemerintah Hong Kong akan memberlakukan kembali Hotel Accomodation Tax (HAT) atau pajak akomodasi hotel mulai 2025. Tak hanya tarif hotel, tiket pesawat juga akan dikenakan biaya tambahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah Hong Kong ingin meningkatkan pendapatan untuk mendukung industri pariwisata melalui pajak tersebut sebesar tiga persen. Sebelumnya, pajak hotel di Hong Kong sempat dihapuskan pada tahun 2008. Dengan diberlakukan kembali, pajak tersebut diperkirakan akan menghasilkan sekitar HKD 1,1 miliar (Rp 2,2 triliun).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Travel and Leisure Asia, meskipun perjalanan wisatawan akan naik sekitar 1 persen, menurut Dewan Pariwisata Hong Kong pajak hotel tersebut masih lebih rendah dibandingkan di Singapura sebesar 19 persen, Thailand sebesar 17 persen, dan di Korea Selatan sebesar 10 persen
Besaran pajak turis
Setiap turis yang menginap di hotel di Hong Kong akan dikenakan tarif tambahan sebesar tiga persen. Misalnya untuk hotel bintang lima tarif rata-rata sebesar HKD 2.340 (Rp 4,8 juta) per malam, wisatawan harus membayar biaya tambahan sebesar HKD 70 (Rp 145 ribu) per malam. Kamar standar dan wisma tamu, yang biasanya seharga HKD 500 (Rp 1 jutaan), biaya tambahannya HKD 15 (Rp 31 ribu).
Namun pajak tersebut tidak berlaku untuk akomodasi kurang dari 10 kamar atau penginapan nirlaba. Selain itu, wisatawan yang menginap di hotel yang sama selama 28 hari berturut-turut atau lebih, tidak akan dikenakan pajak.
Sedangkan untuk tiket pesawat, Bandara Hong Kong akan mengenakan biaya tambahan sebesar HKD 10 (sekitar Rp 20 ribu) untuk Passenger Security Charge atau Biaya Keamanan Penumpang. Biaya tambahan ini untuk mendanai peningkatan sistem dan fasilitas keamanan bandara, seperti dilansir dari Outlook Traveler.
Jadi, mulai 1 Januari 2025, biaya akan meningkat sekitar 18 persen, dari HKD 55 (Rp 114 ribu) menjadi HKD 65 (Rp 135 ribu). Biaya tersebut diperkirakan akan meningkat naik lagi menjadi HKD 72 (Rp 150 ribu) pada tahun 2026 dan HKD 82 (Rp 180 ribu) pada tahun 2027.
Tanggapan wisatawan tentang biaya tambahan
Pemberlakuan kembali pajak akomodasi hotel sebesar 3 persen itu membuat wisatawan berpikir kembali untuk mengunjungi Hong Kong. Seperti yang diungkapkan Zhang. “Sebagai seorang pelajar, saya mungkin kesulitan menemukan akomodasi yang terjangkau jika harga naik terlalu tinggi,” kata mahasiswa tersebut, dilansir dari The Standard.
Menurut wisatawan lainnya, Hong Kong tetap menarik selama tarif hotel dapat bersaing dengan harga hotel di Korea Selatan, Jepang, dan destinasi Asia lainnya. “Namun, jika saya mendapati diri saya menghabiskan lebih banyak uang untuk akomodasi di Hong Kong dibandingkan di Seoul, saya pasti akan memilih yang terakhir,” katanya.
Sementara itu, David Leung Tai-wai, pendiri dan ketua Asosiasi Penginapan Hong Kong, mengatakan industri pariwisata Hong Kong belum pulih dari pandemi ini. Menurutnya, meskipun jumlah wisatawan telah naik 70 persen dari tingkat sebelum pandemi, jumlah penginapan telah menurun secara signifikan. "Turun 40 persen dibandingkan sebelum pandemi,” katanya.
Dia menambahkan bahwa dampak pajak terhadap penginapan lebih terasa karena harganya yang lebih rendah. “Sebagian besar pelanggan kami adalah kaum muda, pelajar, dan backpacker yang sangat sensitif terhadap fluktuasi harga," katanya, seraya mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan kembali pemberlakukan pajak tersebut.
Sedangkan Timothy Chui Ting-pong, direktur eksekutif Asosiasi Pariwisata Hong Kong, yakin pemberlakuan kembali pajak hotel tidak akan mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung. Bahkan dia optimis akan ada peningkatan pemesanan hotel menjelang Tahun Baru Imlek
“Saya yakin pemberlakuan kembali pajak pada akhirnya tidak akan menghalangi wisatawan untuk berkunjung, karena pengunjung tertarik ke kota ini lebih dari sekedar akomodasi hotel. Kita perlu fokus dalam memberikan layanan berkualitas dan mempromosikan tempat-tempat wisata yang menarik," katanya.