Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Majorca atau Mallorca meminta wisatawan kembali berkunjung ke pulau indah di Spanyol itu. Namun, wisatawan masih berpikir dua kali untuk kembali ke sana karena merasa tidak lagi di terima setelah kampanye anti pariwisata berlebihan atau overtourism yang berkepanjangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ibu kota Majorca, Palma, menjadi lokasi protes atas meningkatnya kekhawatiran seputar pariwisata yang berlebihan. Overtourism dituding sebagai penyebab kenaikan tajam biaya sewa di pulau itu sehingga sulit dijangkau penduduk lokal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juan Antonio Amengual, Wali Kota Calvia, tempat resor terkenal Magaluf berada, meminta wisatawan untuk tidak meninggalkan pulau itu karena adanya protes.
Dia mendorong wisatawan untuk terus mengunjungi tujuan liburan populer tersebut setelah lebih dari 50 persen orang mengatakan bahwa protes baru-baru ini membuat mereka membatalkan liburan di Majorca. Magaluf sering menjadi lokasi pesta yang ingar-bingar, namun wali kota mengatakan hal ini tidak mencerminkan perilaku semua wisatawan.
Dia mengatakan bahwa kampanye overtourism tersebut bertujuan agar pelancong bisa menikmati liburan mereka dengan rasa hormat antara wisatawan dan penduduk. Ia juga mempromosikan pariwisata yang bertanggung jawab menjelang musim panas.
Unjuk rasa di Menorca dan Majorca
Meskipun pariwisata menghasilkan hampir 45 persen pendapatan Kepulauan Balearic, para pengunjuk rasa di Menorca dan Majorca kepulauan itu berpendapat bahwa biaya sewa liburan membuat penduduk setempat semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Rafael Gimenez, perwakilan Prou Ibiza yang mengkoordinasi demonstrasi Jumat pekan lalu mengatakan, mereka ingin membatasi tempat-tempat wisata baru dan melarang lebih banyak rumah persewaan ilegal. "Dengan semakin sedikitnya rumah susun di pasar, hal ini akan menaikkan harga," kata dia seperti dilaporkan Birmingham Life.
Dampak overtourism
Destinasi wisata di seluruh Spanyol merasakan akibat dampak pariwisata yang berlebihan, dan penduduk setempat memilih untuk melakukan protes. Selama akhir pekan, ribuan orang turun ke jalan di Kepulauan Balearic untuk memprotes pariwisata massal dan kepadatan penduduk di negara tersebut.
Pekan lalu Mirror melacak pemimpin kelompok protes yang mengumpulkan 25.000 penduduk pulau di Majorca untuk berdemonstrasi menentang pariwisata yang berlebihan, yang berjanji akan melakukan demonstrasi sepanjang musim panas.
Pengunjuk rasa yang marah mengacungkan spanduk yang menuntut “Tourists Go Home” setelah Javier Barbero mengunggah video “Not for Sale” yang menyerukan tindakan untuk menghentikan kenaikan harga rumah yang disebabkan oleh pariwisata.
Dilansir dari Mirror, dia mengaku terkejut dengan dampak yang ditimbulkan dari videonya, karena video tersebut membuat marah penduduk setempat yang muak dengan pariwisata massal. Demo lainnya direncanakan pada tanggal 16 Juni di Palma, dan sedang dibahas untuk protes di Kepulauan Balearic, termasuk Mallorca, Ibiza, Menorca dan Formentera, pada 21 Juli.
MIRROR | BIRMINGHAM LIFE