Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Libur akhir tahun sering dimanfaatkan untuk traveling ke luar negeri. Tapi sebelum membuat rencana, caru tahu dulu daftar kota termahal dan termurah di dunia untuk mempersiapkan budgetnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut survei Worldwide Cost of Living (WCOL) 2023 yang dirilis pada Kamis, 30 November 2023, kota termahal di dunia adalah Singapura. Kota di Asia Tenggara ini menempati posisi tertasa bersama dengan Zurich, Swiss. New York, yang tahun lalu berada di poisis teratas bersama Singapura, kini turun di posisi kedua bersama Jenewa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peringkat ketiga dalam daftar adalah Hong Kong. Di belakang Hong Kong di posisi keempat ada Los Angeles disusul Paris (kelima); Tel Aviv dan Kopenhagen (bersama keenam); dan San Francisco (ketujuh) dari 173 kota yang disurvei.
Jadi, jika ingin liburan ke Singapura atau kota-kota tersebut, siapkan budget yang lebih karena harga makanan, penginapan, dan kebutuhan lainnya terbilang tinggi.
Adapun untuk kota termurah, ibu kota Suriah, Damaskus, berada di posisi teratas, disusul ibu kota Iran, Teheran. Kota termurah setelah Damaskus dan Teheran adalah Tripoli di Libya (ketiga); Karachi, Pakistan (keempat); Tashkent, Uzbekistan (kelima); Tunis, Tunisia (keenam); Lusaka, Zambia (ketujuh); dan Ahmedabad, India (kedelapan).
Melengkapi daftar sepuluh besar lokasi termurah adalah Lagos, Nigeria, dan Buenos Aires, Argentina, yang masing-masing berada di posisi kesembilan.
Pemeringkatan tersebut, yang diperbarui dua kali setahun oleh Economist Intelligence Unit (EIU), disusun dengan menganalisis harga 200 produk di 173 kota, termasuk makanan, pakaian, bensin, dan tagihan listrik.
Biaya hidup naik
Laporan tersebut menyimpulkan bahwa krisis biaya hidup global masih berlangsung, dengan harga barang dan jasa sehari-hari meningkat rata-rata 7,4 persen dari tahun ke tahun.
Namun, biaya energi dan air rumah tangga merupakan kelompok yang paling sedikit terkena dampak inflasi di seluruh dunia (di antara sepuluh kategori yang disurvei), menurut laporan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa lonjakan harga energi yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina mulai mereda.
"Namun, harga bahan makanan terus meningkat tajam," menurut laporan tersebut. "Banyak produsen dan pengecer membebankan biaya yang lebih tinggi kepada konsumen."
Harga juga dipengaruhi oleh meningkatnya frekuensi kejadian cuaca ekstrem, yang mempengaruhi rantai pasokan.
Di AS, sebagian besar dari 22 kota yang dicakup dalam survei ini tidak termasuk dalam peringkat kota termahal di dunia. New York berada di peringkat ketiga, kata laporan itu, sebagian karena kenaikan harga telur, daging sapi, dan kegiatan rekreasi. Harga barang-barang lain seperti bensin dan pakaian tetap terkendali di kota itu.
DAILY MAIL | REUTERS
Pilihan Editor: Panduan Naik Transportasi Umum untuk Wisatawan di Singapura