Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Melongok Tradisi Nyalamaq Dilauq di Desa Tanjung Luar Lombok Timur dan Sejarahnya

Pada tahun ini, penyelenggaraan Nyalamaq Dilauq merupakan upacara adat yang ke-19 dan sudah masuk even kalender pariwisata daerah.

4 Agustus 2023 | 23.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan warga Desa Tanjung Luar, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi saksi Mala Ggaq, pelepasan kepala kerbau, yang dipimpin seorang sandro, tetua adat untuk dilarung ke laut sekitar 200 meter dari pantai. Proses melarung kepala kerbau atau Mala Ggaq, istilah dalam Bahasa Makassar itu, diikuti seorang warga yang mengalami kesurupan. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis pagi, 3 Agustus 2023 itu merupakan puncak keseluruhan prosesi Nyalamaq Dilauq.  

Tradisi Nyalamaq Dilauq

Prosesi Nyalamaq Dilauq biasanya berlangsung sepekan. ‘’Hari ini puncaknya, Mala Ggaq Tikoloq,’’ ujar tetua adat itu. Ini adalah tradisi turun temurun warga yang berasal dari suku Bajo di Lombok Timur. Setelah kepala kerbau dilarung, disusul aktivitas warga melakukan Sitampoq - Bajo atau siram-siraman air laut di tengah laut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut anggota Seksi Kebudayaan Lembaga Adat Desa Tanjung Luar Muhammad Saifullah, 81 tahun, rangkaian upacara ini sebagai ungkapkan syukur. ‘’Ini adalah tanda syukur untuk hasil laut dari para nelayan selama setahun ini,’’ kata Saifullah kepada Tempo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dulu, tradisi ini diselenggarakan pada Bulan Rajab. Namun dalam perkembangannya, upacara adat ini menjadi bagian dari daya tarik pariwisata sehingga jadwalnya menyesuaikan situasinya. ‘’Kalau dulu, sewaktu acaranya saat Rajab, sewaktu melarung kepala kerbau, ikan-ikan bermucnulan,’’ ucapnya.

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Kabupaten Lombok Timur Muhammad Nursandi menjelaskan kegiatan ini menjadi salah satu event pariwisata di wilayahnya. Ia menuturkan, kekayaan yang berlimpah antara lain keanekaragaman bahasa dan suku bangsa, keadaan alam, peninggalan sejarah, seni, adat dan budaya yang dapat menjadi daya tarik wisata dan destinasi pariwisata.

‘’Seperti acara adat selamatan laut di Desa Tanjung Luar yang biasa disebut dengan Nyalamaq Dilauq, memiliki daya tarik tersendiri,’’ katanya.

Nyalamaq Dilauq Digelar Sejak Ratusan Tahun Lalu

Suasana Nyelamaq Dilauq Kamis 3 Agustus 2023. Foto BPPD Kabupateen Lombok Timur.

Dalam prosesi upacara adat ini, selalu ada warga yang kesurupan melenggok dengan tarian yang khas dan unik. Begitu pula pada acara puncaknya, ratusan  perahu dan sampan nelayan berhias menghampar di laut mengiringi rakit sandro yang membawa kepala kerbau untuk dilepas ke terumbu karang.

Muhammad Saifullah menyebut upacara adat Nyalamaq Dilauq ini diselenggarakan sejak beberapa abad lalu. Pada Januari 1907 Pemerintah Hindia Belanda meminta para sandro menggelar upacara tersebut sebagai tanda mulai dibukanya Pelabuhan Tanjung Luar sehingga dulu disebut  Nyalamaq Palabuang atau selamatan pelabuhan. Pada tahun ini, penyelenggaraan Nyalamaq Dilauq merupakan upacara adat yang ke-19  dan sudah masuk even kalender pariwisata daerah. Event tahun ini untuk pertama kalinya digelar bertepatan Muharram.

Prosesi telah dimulai beberapa hari sebelumnya di Sarapo atau rumah adat yang berlokasi di ujung Dusun Toroh Selatan Desa Tanjung Luar Kecamatan Keruak. Pengunjungnya datang dari berbagai penjuru wilayah bahkan turis mancanegara. Tiga hari sebelum acara puncak , diselenggarakan upacara mengarak kerbau keliling kampung atau Ngaririq Kerbau pada sore hari hingga petang, dengan menyusuri pantai dan darat melalui jalan desa sambil memohon doa keselamatan.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus