Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Mengenal Tiga Tempat Suci di Yerusalem

Yerusalem adalah tempat hadirnya tiga agama langit. Suara azan, bunyi lonceng gereja, dan kidung-kidung Ibrani acap terdengar bersamaan.

8 Desember 2017 | 16.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Anak-anak Palestinina di depan Dome of the Rock di kota tua Yerusalem, pada Oktober 2014. Kota Yerusalem menjadi tempat bagi rumah ibadah Muslim, Yahudi dan Kristen. REUTERS/Ammar Awad

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Yerusalem adalah tempat hadirnya tiga agama langit. Suara azan dari menara masjid, bunyi lonceng gereja, dan kidung-kidung Ibrani dari sinagoge, acap terdengar bersamaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di sana ada Masjid Al-Aqsa, Gereja Suci Makam Kudus, dan Tembok Ratapan. Dari tempat-tempat itu, nama Tuhan yang Agung dan Esa dikumandangkan dalam berbagai bahasa dan dialek. Tapi bayangan surga hanya sedikit tampak di Yerusalem. Selebihnya, kota itu menyimpan pertikaian panjang dan berkarat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mari mengenal lebih dekat tiga tempat suci bagi masing-maisng agama samawi di sana.

  1. Kompleks Masjid Al-aqsaSeorang anak Palestina dari Gaza bersujud dekat masjid Al Aqsa. Getty Images

Awalnya sebuah tugu batu yang didirikan Nabi Yakub, kemudian diteruskan pembangunannya oleh Nabi Sulaiman. Arti harfiahnya "masjid terjauh". Merupakan tempat suci ketiga umat Islam setelah Mekah dan Madinah. Kini luas kompleks Masjid Al-Aqsa mencapai 4.400 meter persegi.

Inilah tempat ketika Nabi Muhammad SAW diangkat ke langit (Sidratul Muntaha), yang sebelumnya dibawa dari Masjid Al-Haram di Mekah ke Al-Aqsa dalam peristiwa Isra Mikraj.

Kompleks ini adalah bagian dari tempat suci di Kota Lama Yerusalem (Yerusalem Timur). Kompleks masjid ini (termasuk Kubah Batu atau Dome of the Rock) dikenal umat Islam dengan sebutan Al-Haram Asy-Syarif atau "tanah suci yang mulia".

Ada sebuah kubah batu di sana yang diyakini umat Yahudi dan Kristen sebagai tempat Nabi Ibrahim menyembelih anaknya, Ishak (Ismail, menurut Islam). Mereka menyebutnya Bait Suci atau Temple Mount.

  1. Gereja Suci Makam KudusBiarawati berdoa saat upacara cuci kaki Katolik di Gereja Makam Kudus, Yerusalem (17/4). Hari perayaan Pekan Suci dan Paskah menarik peziarah dari seluruh dunia ke Yerusalem. REUTERS/Baz Ratner

Dibangun pada abad ke-4 , gereja ini diyakini sebagai makam Nabi Isa atau Yesus Kristus. Umat Kristen juga mepercayai ini sebagai Golgota, tempat Yesus disalib.

Pada 1009, pemimpin kekhalifahan Fatimiyah, Al Hakim, membakar sejumlah gereja di Yerusalem, termasuk gereja ini.

Lalu Shalahuddin Al-Ayyubi atau Saladin, seorang panglima perang dari Irak, setelah menguasai Palestina dalam Perang Salib, memastikan gereja tidak dirusak muslim. Kemudian putra Al Hakim sendiri mengizinkan pembangunan kembali Gereja Suci Makam Kudus pada 1128.

Digunakan enam denominasi kuno: Katolik Roma, Ortodoks Yunani, Ortodoks Armenia, Ortodoks Suriah, Ortodoks Etiopia, dan Ortodoks Koptik. Setiap mazhab memiliki biarawan yang bermukim di kompleks gereja.

Dua keluarga muslim secara turun-temurun menjadi penjaga gereja.

3. Tembok RatapanPara umat Yahudi berdoa di Tembok Ratapan, Yerusalem, Israel, 25 Februari 2016. Tembok ini dulunya dikenal hanya sebagai Tembok Barat, tetapi kini disebut "Tembok Ratapan" karena di situ orang Yahudi berdoa dan meratapi dosa-dosa mereka dengan penuh penyesalan. AP Photo/Sebastian Scheiner

Ini adalah sisa dinding Bait Suci di Yerusalem yang dibangun Raja Herodes. Bait Suci hancur ketika orang-orang Yahudi memberontak kepada Kerajaan Romawi pada 70 Masehi.

Panjang tembok aslinya sekitar 485 meter, dan tersisa hanya 60 meter.

Dipercaya bahwa di tembok yang tidak ikut hancur itu berdiam "Shekhinah" atau kehadiran Ilahi. Jadi, berdoa di situ sama artinya dengan berdoa kepada Tuhan.

Dikenal sebagai Tembok Barat, tapi kini disebut "Tembok Ratapan" karena orang Yahudi berdoa dan meratapi dosa. Selain berdoa, orang Yahudi menuliskan doa di sepotong kertas, lalu diselipkan di celah-celah tembok.

Pagar pemisah (mechitza) berfungsi untuk memisahkan laki-laki dan perempuan saat berdoa.

SUMBER: PARSTODAY | ALJAZEERA | AFP |

Berita lain:

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus