Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemilik nama lengkap Bondan Haryo Winarno merupakan wartawan yang lahir pada 29 April 1950 di Surabaya, Jawa Timur. Bondan Winarno terkenal dengan slogan “pokoke mak nyus” di salah satu acara kuliner berjudul Wisata Kuliner milik stasiun televisi swasta Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bondan sejak kecil bercita-cita menjadi guru, penerbang, dan wartawan. Cita-cita tersebut membuatnya mengambil jurusan arsitektur Fakultas Teknik di Universitas Diponegoro. Namun, pendidikan tinggi tersebut tidak dituntaskan karena lebih memilih kegiatan yang berfokus pada komunikasi massa.
Sejak usia 9-10 tahun, Bondan sudah menjadi penulis lepas untuk beberapa penerbit ternama, seperti Suara Pembaruan, Kompas, dan Tempo. Bahkan, ia juga pernah melakukan liputan peristiwa di beberapa negara, antara lain Kenya dan Afrika. Pengalaman berkeliling negara tersebut, Bondan tuliskan dalam cerpen bertajuk Gazelle yang berhasil memenangkan lomba majalah Femina.
Selain menjadi penulis, Bondan memiliki pergaulan yang luas dari kerjanya sebagai pandu atau pramuka di Semarang. Pada 1967, Bondan terpilih menjadi ketua regu Rajawali Indonesia dalam Jambore Pramuka Dunia XII di Idaho, Amerika Serikat (AS). Ia terpilih karena kemampuan berbahasa Inggris dan keterampilan kepramukaan yang sangat baik. Ia menuliskan keikutsertaan dalam Jambore Dunia dalam buku Kembalilah Elang Rajawali. Selain itu, ia juga pernah menjadi wakil Kwartir Daerah Pramuka Jawa Tengah dan pembina pramuka Gugusdepan 001 & 002, Menteng, Kwarcab Jakarta Pusat.
Karier Bondan di bidang jurnalistik masih dan terus mengalami perkembangan. Pada 1969-1970, ia pernah menjadi juru kameramen Puspen Hankam. Lalu pada 1984-1987, ia dipilih menjadi kepala redaktur majalah SWA. Kemudian, pada 2001-2003, ia diangkat menjadi pimpinan redaksi Harian Suara Pembaruan. Selain itu, ia juga tidak pernah cepat puas, selalu menekuni beragam bidang pekerjaan sehingga dikenal sebagai sosok yang serba bisa.
Pada masa muda, Bondan aktif dalam aeromodelling, anggota Jakarta Flying Club (organisasi terjun payung), dan pelopor komunitas wisata boga Jalasutra. Ia juga sempat menyelami dunia bisnis dan menjadi Presiden Ocean Beauty Internasional, perusahaan makanan laut berbasis di Seattle Washington, AS.
Lalu, pada 1998-1999, ia menjadi konsultan Bank Dunia di Jakarta. Ia juga memiliki jiwa sosial tinggi yang pernah menjadi ketua sekaligus pendiri beberapa organisasi sosial, antara lain Komite Kemanusiaan Indonesia dan Masyarakat Transparansi Indonesia. Pada 2014, ia pernah terjun dalam dunia politik sebagai caleg DPR Partai Gerindra, tetapi mengalami kegagalan.
Tiga tahun setelah masuk dalam dunia politik, Bondan melakukan operasi jantung dan dua operasi lainnya sekaligus selama 5 jam. Sebelumnya, sejak 2015, ia sudah merasakan sakit sejak dan sempat beberapa kali pingsan ketika beraktivitas. Lalu, pada 29 November 2017, ia mengembuskan napas terakhir di RS Harapan Kita, Jakarta.
Semasa hidupnya, Bondan Winarno meraih beragam penghargaan, antara lain meraih Baden Powell Adventure Award di Idaho, AS, mendapatkan Karya Terbaik di Gourmand World Cookbook ke-19, Beijing, dan Lifetime Achievement dalam Ubud Food festival 2018.
RACHEL FARAHDIBA R I NAOMY A. NUGRAHENI | UNTUNG WIDYANTO | CHITRA PARAMAESTI | KODRAT SETIAWAN
Pilihan Editor: Cara Cerdas Mengulas Makanan ala Bondan Winarno yang Bikin Kangen
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini