Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dahulu kala, kawasan Punggol di pesisir Singapura dihuni oleh para nelayan. Konon kawasan ini sudah ada sejak lebih dari dua abad lalu, bahkan sebelum kedatangan Raffles pada 1819. Jadi tidak heran kawasan ini disebut sebagai salah satu permukiman tertua di negara pulau ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tapi jangan bayangkan Punggol sekarang dihuni oleh para nelayan. Kawasan ini kini sudah berubah menjadi tempat wisata yang akan dikelilingi hunian modern. Salah satu tempat yang wajib didatangi di sini adalah The Punggol Settlement. Tempat ini merupakan sebuah bangunan dua tingkat memanjang yang menghadap ke pantai. Menurut cerita, kawasan ini dulu merupakan pusat kuliner pesisir Singapura sebelum era milenium. Pengembang ingin menghidupkan kembali kejayaan Punggol dari masa lalu dengan konsep modern. Di sini, pengunjung bisa menikmati berbagai hidangan sambil menikmati pantai dan matahari terbit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo mendatangi tempat ini ketika berkunjung ke Singapura pekan lalu dengan Agoda. Berada di di timur laut Singapura, tempat ini bisa dicapai dengan menggunakan taksi atau angkutan umum dari pusat kota. Jika menggunakan angkutan umum, wisatawan bisa naik MRT menuju stasiun akhir Punggol, lalu melanjutkan perjalanan dengan bus nomor 84. Bus ini melewati jalur yang melingkar, wisatawan bisa turun di halte menuju Coney Island. Dari halte, wisatawan tinggal berjalan kaki melewati jalur pedestrian dan sepeda sampai ke lokasi ini.
House of Seafood, salah satu restoran di The Punggol Settlement Singapura (Mila Novita/TEMPO)
Ketika tiba di sana, hari sudah hampir siang. Meski sudah terlambat untuk menikmati matahari terbit, banyak pengalaman yang bisa dinikmati di kawasan ini, terutama makanan, minuman, dan suasananya.
Restoran-restoran di tempat ini mulai didatangi wisatawan untuk santap siang. Salah satu restoran yang ramai dikunjungi adalah White Beehoon. Restoran ini merupakan cabang dari Jalan Jalan Tampang, Sembawang, yang cukup populer di Singapura dengan menu andalannya bihun putih. Rahasia kelezatan bihun ini adalah kaldu ayam yang direbus lebih dari delapan jam sehari, dipadukan dengan kesegaran hidangan laut seperti sotong dan udang, ditambah dengan telur.
Restoran lain yang populer adalah House of Seafood. Seperti namanya, ini merupakan rumah makan yang pas bagi penggemar hidangan laut yang segar, terutama kepiting dengan tiga rasa yang ikonik, pedas, lada hitam, dan telur asin. Restoran ini juga cukup populer di Singapura, mereka membuka cabang pertama mereka pada tahun 2008 di Yio Chu Kang Road. Karena banyaknya permintaan, restoran ini hadir juga di Joo Chiat, Tanjong Katong, Serangoon Atas, dan sekarang Punggol.
Bagi yang sekadar ingin bersantai menikmati suasana pantai, di sini juga terdapat beberapa bar yang menyajikan minuman dengan kursi-kursi menghadap pantai.
Punggol Promede Nature Walk Singapura (Mila Novita/TEMPO)
Usai santap siang, jelajahi area di sekitar The Punggol Settlement. Wisatawan bisa berjalan ke muka bangunan untuk menemukan Punggol Promede Nature Walk di tepi pantai. Dari sini, wisatawan bisa menikmati panorama laut dan pasir putih di depannya.
Jika ingin menjelajah lebih jauh, wisatawan bisa menyewa sepeda dengan harga mulai dari 8 dolar Singapura atau sekitar Rp85 ribu per jam. Kawasan Punggol terbilang ramah untuk pesepeda dan pejalan kaki karena ada jalur yang terpisah. Dari The Pungol Settlement, wisatawan dapat menelusuri Punggol Promede Nature Walk, melewati jembatan menuju Coney Island, Waduk Serangoon, dan sampai ke Lor Halus Red Bridge di kawasan Lor Halus Wetland. Lokasi akhir ini menjadi favorit untuk berfoto, dengan latar jembatan dengan kontur bergelombang dan tanaman rawa.
Tapi jika ingin petualangan yang sedikit menantang, cobalah menyeberang ke Coney Island yang hanya berjarak sekitar 300 meter dari The Punggol Settlement. Meski berada di dekat lokasi pembangunan kota baru, pulau ini menawarkan suasana tenang dengan udara yang segar. Di sini wisatawan bisa menemukan berbagai flora dan fauna yang sebagian dianggap sudah hampir punah.
Jika ingin menjelajahi destinasi lain di Singapura, temukan referensi lengkap di website Singapore Tourism Board (Visit Singapore).
Baca juga: Menjelajahi Coney Island di Singapura, Bersembunyi dari Kebisingan Kota
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.