Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Menikmati Mekar Bunga Verbana di Oro-oro Ombo Gunung Semeru

Setelah melewati pos empat Gunung Semeru di Ranu Kumbolo, pendaki bakal dimanjakan dengan pemandangan savana di Oro-oro Ombo.

23 April 2018 | 09.10 WIB

Penampakan bunga verbena yang dilintasi pendaki di jalur Oro-oro Ombo, Semeru, awal April 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana
Perbesar
Penampakan bunga verbena yang dilintasi pendaki di jalur Oro-oro Ombo, Semeru, awal April 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Lumajang - Jalur pendakian Gunung Semeru mulai dibuka awal April lalu setelah tiga bulan mengalami masa pemulihan ekosistem. Para pendaki pun ramai berkunjung ke kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru atau TNBTS untuk mendaki sejak pembukaan jalur itu diumumkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Tiap-tiap pendaki memiliki tujuan perjalanan. Ada yang hanya ingin mendaki sampai Ranu Kumbolo dan menikmati panorama danau maar di ketinggian 2.400 mdpl, ada juga yang melanjutkan sampai pos terakhir Gunung Semeru, di di Kalimati. Bahkan, beberapa pendaki meneruskan perjalanan sampai puncak Mahameru, meski dilarang oleh pihak taman nasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bagi para pendaki yang hendak melanjutkan perjalanan sampai pos Kalimati atau puncak Mahameru, mereka akan melewati jalur bernama Oro-oro Ombo. Oro-oro Ombo adalah padang savana di Gunung Semeru yang berada di balik Bukit Cinta.

Bukit Cinta tepat berlokasi di belakang Ranu Kumbolo. Setelah mendaki bukit yang lumayan terjal ini pasca-melewati pos empat Semeru di Ranu Kumbolo, pendaki bakal dimanjakan dengan pemandangan savana di Oro-oro Ombo.

Menariknya, pada April ini, Oro-oro Ombo dihiasi oleh hamparan bunga verbena yang tengah mekar. Tempo sempat menyaksikannya pada awal April lalu. Menurut pengamatan saat berada di sana, bunga itu membuat savana berubah warna menjadi lautan warna ungu.

Bunga verbena memang bunga dengan mahkota berwarna ungu. Pemilik nama asli Verbena Brasiliensis Vell itu tumbuh memenuhi savana seluas 20 hektare. Pada pagi hari, verbena akan membiaskan cahaya kemilauan seperti kristal lantaran tersapu embun. Sedangkan pada siang, bunga ini memiliki peran seperti oase yang memberi energi buat para pejalan.

Verbena tumbuh tinggi, hampir setinggi tubuh manusia. Ketinggiannya rata-rata 1,5-2 meter. Melewati verbena pun seakan seperti menembus labirin hidup. Tak khayal, spot Oro-oro Ombo ini menjadi favorit pendaki untuk berfoto.

Bila disentuh, batang-batang verbena terasa kasar. Ada bulu-bulu putih yang melindungi batang berbentuk segi empat itu.

Bunga verbena ini berundak-undak membentuk pencabangan. Pangkalnya bak silinder, sedangkan ujungnya berpola meliuk-liuk seperti mahkota lima jari.

Meski tampak menawan, verbena yang tumbuh di jalur pendakian Semeru ternyata merupakan tanaman invasif. "Bunga ini dapat menjadi ancaman bagi spesies asli tanaman di kawasan Semeru," kata pemateri Sahabat Volunteer Semeru saat briefing pendakian Gunung Semeru, awal April lalu.

Maka itu, walau mengancam, verbena tak boleh dicabut dibawa pulang. Dikhawatirkan, saat dibawa turun, verbena akan jatuh di jalur pendakian dan malah akan tumbuh di sana. "Peristiwa ini sudah sering terjadi," kata Sukaryo.

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus