Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Magelang - Kota Magelang tak hanya populer dengan bangunan heritage dan kekayaan kesenian serta budayanya. Daerah yang dijuluki Kota Sejuta Bunga itu ternyata juga memiliki produksi batik khas daerah yang populer hingga ke mancanegara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski hampir di setiap daerah di Indonesia memiliki batik, Kota Magelang punya ciri sendiri untuk motif dan warnanya. Sesuai jargon Kota Sejuta Bunga, batik asli Kota Magelang memiliki motif bunga-bunga dan Burung Gelatik dengan warna yang terang mencolok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Namanya motif Sekar Gelatik. Sekar artinya bunga, gelatik sebagai simbol hewan endemik yang dibudidaya di Kyai Langgeng," kata pemilik Batik Sekar Magelang, Sofie Noor Safitri saat ditemui Tempo.
Pemilik sekaligus pencetus Sekar Gelatik yang akrab disapa Popy itu menceritakan, motif itu ia ciptakan sekitar 2002. "Dulu saya adalah terapis di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kota Magelang, dalam pelatihan tersebut, saya mengajar batik sebagai media pembelajaran para pasien, dan ternyata mereka bisa, berlatih sabar, hasilnya pun bagus," kata dia.
Popy menceritakan awalnya motif Sekar Gelatik juga ia ajarkan ke para pasien agar lebih mudah diingat dan dibuat saat terapi. "Motifnya bunga dan burung kan tidak rumit, jadi mengajarkannya tidak sulit, karena bagus akhirnya dipakai sendiri," ujarnya.
Tak disangka, setelah Popy dan para pasien mengubah kain batik tersebut menjadi baju dan dikenakan pada suatu acara resmi di instansi pemerintah kala itu, ternyata justru banyak yang tertarik. "Banyak yang bertanya beli dimana, saya bilang produksi sendiri bersama teman-teman pasien RSJ, ternyata laku, oleh Wali Kota kala itu diminta untuk membuat dan dibeli beliau," kata dia.
Melihat antusiasme para Muspida dan Wali Kota Magelang saat membeli, Popy pun tergerak untuk memproduksi kain batik Sekar Gelatik lebih banyak lagi. "Akhirnya kami coba mix and match dengan berbagai warna, tapi tetap dengan jenis doff," ujarnya.
Dalam perkembangannya, lambat laun pembeli batik Sekar Gelatik terus bertambah bahkan hingga ratusan orang dari berbagai daerah. "Karena mulai kewalahan, saya merekrut beberapa orang untuk membantu, sampai saat ini saya ada 7 karyawan," kata Popy.
Tak hanya menambah karyawan, Popy mulai mengembangkan beberapa motif batik yang diambil dari cerita historis dan bangunan heritage Magelang. "Ada batik motif Tugu Aniem, batik Perang Diponegoro, itu yang paling khas dan laku keras meski harganya tergolong paling mahal," kata dia.
Popy mengatakan batik yang dibuat di rumahnya dibanderol mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 1.500.000 tergantung tingkat kerumitannya. "1 kain batik tulis diproduksi kurang lebih 2 minggu, mulai dari proses menggambar, nyanting, pewarnaan, nglorot hingga menjemur," kata dia.
Ibu tiga orang anak yang tinggal di daerah Bandongan tersebut menuturkan batik yang ia produksi biasanya dijual langsung dari rumahnya, online, pameran musiman serta reseller. "Kalau dari luar negeri sudah ada yang beli seperti Singapura dan Malaysia, semoga bisa ekspor lebih jauh lagi," kata Popy.
Pernah tampil di Indonesia Fashion Week (IFW) dan dikenakan oleh Puteri Indonesia
Bukan cuma dijual, Popy menceritakan batik Sekar Gelatik dan motif lain khas Magelang yang ia produksi juga pernah tampil beberapa kali di IFW Jakarta dan digunakan sebagai wardrobe Puteri Indonesia 2023. "Yang terbaru kemarin baru saja digunakan untuk semua finalis Puteri Indonesia 2023 saat final, para tamu VIP (Wali Kota Magelang dan Dubes Amerika Serikat) juga memakai kain dari Sekar Batik," ujarnya.
Dalam acara tersebut, Popy berkolaborasi dengan Jacobs Aditya yang juga menjadi desainer ternama yang juga menjadi penata busana pada ajang Puteri Indonesia 2023. "Waktu acara itu juga kain kami diborong kurang lebih 25 lembar untuk buah tangan dari Indonesia untuk tamu asing," kata dia.
Ke depannya, Popy berharap, batik yang ia produksi bisa terus berkembang dan diekspor ke berbagai negara.
Pilihan Editor: Cara Yogyakarta Jaring Bibit Muda Minati Kerajinan Batik
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.