Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Banyuwangi - Masyarakat Desa Olehsari, di Kecamatan Glagah, Banyuwangi, memiliki tradisi Seblang yang bertujuan menghindari pageblug (marabahaya). "Ritual adat Seblang Olehsari merupakan salah satu trademarknya Banyuwangi yang akan selalu dinantikan setiap tahunnya,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya, Senin, 18/6.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Senin itu kembali warga Olhsari menggelar ritual yang digelar setiap awal bulan Syawal tersebut. Seblang adalah ritual menari dalam kondisi trance (kerasukan). Penarinya harus gadis muda, yang ditunjuk leluhur melalui mediasi makhluk halus. Saat menari dia menggunakan mahkota dari untaian daun pisang dan aneka bunga, yang disebut omprok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gadis yang telah "ditunjuk" ini akan menari-nari di pentas bundar mengikuti iringan musik tradisional Banyuwangi. Seblang akan menari-nari dengan mata tertutup dimulai pukul 14.00 WIB hingga menjelang Maghrib. Seblng berlangsung selama tujuh hari berturut-turut.
Untuk tahun ini, sang penari Seblang adalah Susi Susanti, 17 tahun, warga setempat. Susi sudah melakoni peran Seblang selama dua tahun berturut-turut.Seorang model berpose saat Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2014 di sepanjang jalan utama, Kabupaten Banyuwangi, 22 November 2014. Sebanyak 200 model lokal mengenakan kostum karnaval dengan tema The Mistic Dance of Seblang. TEMPO/Fully Syafi
Ketua adat Desa Olehsari, Ansori, 52 tahun, mengatakan ritual Seblang diawali dengan selamatan di empat titik, dua di antaranya makam sesepuh desa setempat, Ki Buyut Ketut dan Ki Buyut Cili. Ritual Puncak adalah menggiring penari ke arena Seblang, yang letaknya di pusat desa.
Setelah sang pawang mempersembahkan sesaji, sang penari mulai kesurupan. Dengan alunan gamelan khas, penari menari berkeliling arena berbentuk bulat. Dua orang pengiring ikut mendampingi penari.
Selama menari, puluhan gending khusus berbahasa Using dilantunkan oleh para ibu-ibu. “Ini sudah tradisi turun-temurun. Konon sudah dimulai sejak tahun 1930-an,” kata Ansori.
Ansori menjelaskan, Seblang berarti menghilangkan pengaruh buruk. Karena itu gaya tarian ini membuang tangan ke kanan atau ke kiri. “Seblang ini kalau ikut bahasa Using singkatan dari Sebele Ilang (hilang sialnya-red). Jadi, biar semua hal yang tidak menyenangkan seperti penyakit dan bala-bala lain yang tidak menyenangkan ini hilang, dan berharap kemakmuran,” ujar Anshori.
Penari Seblang, kata Anshori harus turun temurun. Susi adalah generasi ke-29 dimana penarinya sama dengan tahun sebelumnya. Di akhir tarian nanti, Seblang akan membagikan bunga yang ditancapkan pada lidi yang biasa disebut dengan Kembang Dermo, yang konon bisa mendatangkan kemakmuran bagi yang memilikinya. Di hari terakhir, Seblang akan ditutup dengan prosesi Ider Bumi, bersih desa.
Menteri Pariwisata Arief Yahya yang memiliki kampung halaman di Banyuwangi sengaja menghadiri tradisi ini. Sehari sebelumnya dia juga datang di ritual Barong Ider Bumi. Arief tampak berbaur dengan warga di pinggir panggung bundar menunggu acara dimulai.
"Hari ini saya ke Olehsari khusus utk mengikuti ritual ini dan menunjukkannya pada anak-anak saya," kata Arief. Dalam kesempatan itu, dia juga menyerahkan bantuan sound system kepada tetua adat Olehsari dan memborong 100 Kembang Dermo yang diyakini bisa mendatangkan kemakmuran.
DAVID PRIYASIDHARTA (Banyuwangi)