Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian orang mengalami aerofobia atau terlalu takut naik pesawat. Orang yang menderita fobia ini dapat mengalami kecemasan dan serangan panik, dan beberapa orang mungkin menghindari perjalanan udara sama sekali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aerofobia biasanya terjadi pada orang berusia antara 17 dan 34 tahun. Namun, kondisi ini dapat dialami pada usia berapa pun, bahkan jika orang tersebut belum pernah mengalami kecemasan saat terbang sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Orang yang memiliki aerophobia mengalami kecemasan yang terus-menerus dan intens ketika mereka berpikir tentang terbang atau ketika mereka bepergian dengan pesawat. Gejala aerophobia, yang juga dikenal sebagai aviophobia, mirip dengan gejala fobia spesifik lainnya, seperti menggigil, sensasi tersedak, pikiran kabur, disorientasi, gangguan gastrointestinal, dan peningkatan denyut jantung. Tanda lainnya adalah mual, gemetar, sesak napas, dan berkeringat
Orang yang mengalami fobia ini akan berusaha menenangkan diri, salah satunya dengan minum segelas minuman alkohol di pesawat. Namun, perlu diketahui bahwa hal tersebut sebenarnya justru dapat memperburuk gejala.
Anggur Merah
Anggur merah memiliki kadar tanin dan histamin tinggi yang dapat memicu sakit kepala dan reaksi alergi. Jadi, minuman ini harus dihindari pengidap aerofobia. Sebagai alternatif, minuman yang lebih aman adalah segelas jus cranberry.
"Alkohol adalah depresan yang dapat melemahkan hambatan dan dapat menyebabkan perilaku irasional pada mereka yang takut terbang," kata Daniel Ulfman, pakar koktail untuk The Whisky Masters.
Sampanye
Selain wine, sampanye juga harus dihindari. Sampanye bukan hanya mengandung alkohol tetapi karbonasi yang kadarnya tinggi. Minuman berkarbonsi dapat menyebabkan kembung, ketidaknyamanan, dan kecemasan. Ulfman menjelaskan bahwa metode tradisional pembuatan sampanye bisanya menambahkan campuran gula, ragi, dan anggur ke dalam botol dan membiarkannya berfermentasi selama beberapa minggu.
"Ini dapat menimbulkan perasaan cemas yang semakin parah," kata dia.
Vodka dan Minuman Energi
Banyak orang meredakan ketegangan dengan mencampur depresan seperti vodka dengan stimulan seperti minuman berenergi. Campuran ini juga tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan detak jantung meningkat. Kadar kafein yang tinggi dalam minuman berenergi yang dapat membuat orang sulit tenang selama penerbangan.
Kopi
Terakhir, satu minuman yang banyak dari kita minum setiap hari sebenarnya dapat memperburuk aerophobia adalah kopi. Dengan kadar kafein yang tinggi, kopi dapat menyebabkan tubuh keluar keringat, gemetar, dan detak jantung cepat jika dikonsumsi selama penerbangan. Ulfman menyarankan teh bebas kafein atau air hangat dengan lemon sebagai gantinya.
Mengatasi Aerophobia
Ada beberapa cara mengatasi aerofobia yang disarankan Trauma Research Inggris, di antaranya mengendalikan pernapasan, menghindari kafein, dan mengalihkan perhatian saat dalam penerbangan. Cara lainnya adalah memikirkan alasan bepergian dan liburan mendatang untuk membantu mengalihkan pikiran dari kekhawatiran.
Menurut Cleveland Clinic, berbagi ketakutan dan kecemasan dengan sistem pendukung seperti anggota keluarga atau teman juga. Mereka juga menyarankan mengungkapkan kekhawatiran terbang ini dengan penyedia layanan kesehatan.
EXPRESS.CO.UK | VERYWELL MIND