Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Deretan bangunan tua bergaya art deco di Kota Tua Ampenan masih berdiri tegak. Sementara di bibir pantai nampak sisa-sisa tiang pancang bekas sebuah pelabuhan peninggalan pemerintah kolonial Belanda.
Baca juga: Kota Tua Ampenan Potensial Jadi Wisata Cagar Budaya
Gedung-gedung tua yang beberapa bagian tembok dan catnya telah mengelupas dimakan usia itu menjadi saksi bisu kejayaan Kota Tua Ampenan puluhan tahun silam.
Menurut catatan sejarah Kota tua Ampenan dibangun sejak tahun 1924 oleh Belanda untuk mengimbangi kerajaan-kerajaan yang ada di Pulau Bali.
Kota tua Ampenan yang kini masuk wilayah Kota Mataram itu merupakan satu dari 16 kota tua yang masuk data Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai kota pusaka dengan klaster B.
Puluhan tahun silam Kota Kota Tua Ampenan menjadi salah satu pusat perekonomian di Pulau Lombok. Ampenan kala itu menjadi pusat perdangan dan salah satu pelabuhan ekspor ternak yang cukup sibuk.
Pada perkembangan selanjutnya pelabuhan Ampenan sebagai pemberangkatan jamaah haji asal Nusa Tenggara Barat yang menggunakan kapal laut untuk menunaikan ibadah haji di Mekah.
Warga memadati pantai saat merayakan Lebaran Topat (ketupat) di Pantai Ampenan, Mataram, NTB, Jumat, 22 Juni 2018. Tradisi Lebaran Ketupat diisi dengan kegiatan ziarah makam dan silaturahmi ke sanak saudara sambil berlibur ke tempat-tempat wisata. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Namun, setelah pelabuhan laut ini dipindahkan ke Lembar, Kabupaten Lombok Barat karena alasan keamanan. Aktivitas di pelabuhan peninggalan Belanda itu kemudian sepi.
Sejatinya perjalanan panjang Kota Tua Ampenan tersurat dalam guratan sejarah kehidupan masyarakat di Pulau Lombok. Kota Tua Ampenan kini menjadi saksi bisu hiruk pikuk aktivitas perekonomian puluhan tahun silam.
Kota Tua Ampenan kini menyisakan bangunan tua yang kusam, namun sarat nilai sejarah yang perlu dilestarikan agar generasi mendatang bisa menikmati kejayaan kota tua ini sebagai pusat perdagangan dan kota pelabuhan.
Karena itu Pemerintah Kota Mataram mulai merevitalisasi Pantai Ampenan yang menjadi salah satu bagian dari sejarah kawasan Kota Tua Ampenan.
Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana mengatakan tim revitalisasi Pantai Ampenan sudah mulai bekerja, sesuai dengan desain perencanaan yang ada dan tahun ini ditargetkan kegiatan revitalisasi bisa tuntas.
Direvitalisasi, Pantai Ampenan tahun 2019 mendapatkan dukungan dana dari Pemerintah Provinsi NTB sebesar Rp2,8 miliar khusus untuk penataan kawasan pantai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini