Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi yang ingin melakukan perjalanan ke Roma, Italia, tahun 2025, harus bersiap dengan perayaan Jubilee atau Yubelium. Perayaan Katolik yang paling jarang diadakan ini diperkirakan akan menarik pengunjung dari seluruh dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Institut Riset Pariwisata Nasional Italia atau ISNART, Jubilee diperkirakan akan menarik 35 juta pengunjung di luar wisatawan pada tahun 2025. Wisatawan pun disarankan untuk mempersiapkan perjalanan dengan baik termasuk penginapan.
Perayaan Jubilee 2025
Dilansir dari Travel+Leisure, perayaan yang juga disebut Tahun Suci itu dilakukan umat Katolik untuk meminta pengampunan. Diadakan pada interval yang berbeda-beda sejak tahun 1300. Interval tersebut ditetapkan setiap 25 tahun pada tahun 1470, meskipun Paus dapat mendeklarasikan perayaan Yubileum di luar rentang waktu tersebut. Kali ini Yubelium secara resmi dimulai pada Malam Natal 2024 dan berakhir pada hari suci Epifani, 6 Januari 2026.
Perayaan ini dideklarasikan oleh Paus Fransiskus sebagai Tahun Doa, dan akan dimulai dengan dibukanya Pintu Suci di Basilika Santo Petrus, yang ingin dilewati oleh semua peziarah di suatu titik. Ini menandai dimulainya satu tahun penuh hari-hari Yubelium bagi berbagai kelompok, termasuk seniman, migran, dan tahanan. Pintu Suci dari tiga basilika kepausan lainnya di Roma, yaitu St. John di Lateran, Saint Paul Outside the Walls, dan Saint Mary Major, juga dibuka agar para peziarah dapat melewatinya.
Persiapan untuk Jubilee telah berlangsung selama berbulan-bulan dan mencakup sejumlah proyek infrastruktur serta restorasi dan pembersihan banyak karya terkenal Seperti Pietà karya Michelangelo dan kanopi altar Gian Lorenzo Bernini di Basilika Santo Petrus, serta Air Mancur Bernini. Empat Sungai di Piazza Navona dan para malaikatnya di sepanjang Ponte Sant'Angelo. Nekropolis Vatikan juga ditutup untuk tur.
Merencanakan akomodasi
Mengingat ramainya wisatawan yang akan mengunjungi Roma, ISNART juga memperkirakan 400 ribu tempat tidur di kota tersebut mungkin tidak mampu memenuhi pemintaan pada titik-titik tertentu.
Linda Martinez, penduduk setempat dan pemilik penginapan, mengingatkan wisatawan yang ingin berkunjung tahun depan untuk memesan penginapan terlebih dulu.
“Jika Anda datang pada tahun 2025, Anda harus merencanakan terlebih dahulu akomodasi, tempat wisata seperti Colosseum dan Museum Vatikan, untuk semua hal yang memerlukan reservasi dan tiket,” kata penduduk yang telah mengalami dua Yubelium.
Menurut Martinez jika pola di masa lalu benar, maka wisatawan dengan anggaran terbatas mungkin akan memiliki tingkat persaingan akomodasi tertinggi pada tahun 2025. “Banyak peziarah yang tinggal di luar kota, Mereka tinggal di perkemahan dan biara. Mayoritas akan bepergian dengan anggaran terbatas," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain menghadapi kerumunan besar, wisatawan yang akan mengunjungi Roma pada tahun 2025 mungkin harus membayar pajak turis per malam hingga 2 euro (sekitar Rp33 ribuan) lebih mahal dari tarif saat ini. Tarifnya pun bervariasi tergantung pada jenis akomodasi. Tahun depan, tarifnya bisa berkisar dari 5 euro (sekitar Rp84 ribu) per orang untuk tempat-tempat seperti tempat perkemahan hingga 12 euro (sekitar Rp 201 ribu) untuk hotel mewah.
Atraksi lain di Roma
Sementara Tiffany Parks, konsultan perjalanan yang berbasis di Roma, menyarankan kliennya untuk tidak datang pada perayaan Jubilee agar mempertimbangkan kembali kunjungan pada tahun 2025. Tapi kalau tetap ingin berkunjung ke Roma, dia menyarankan untuk mengunjungi Roma saat muisim dingin, sekitar bulan Januari dan Februari.
Parks dan Martinez menyarankan untuk menghindari Paskah 2025, karena kota ini sangat sibuk. Selain itu, tidak harus mengunjungi tempat-tempat wisata utama tertentu.
“Roma adalah kota besar. Ada banyak tempat yang sangat menarik dan penting bagi sejarah Romawi yang tidak melibatkan kunjungan ke Santo Petrus atau tempat wisata lain yang akan ditempati para peziarah selama Jubileel,” tambah Martinez.