Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Petik Langsung Jeruk di Kebun Kampung Bali Muara Enim, Nikmati Buah Segar tanpa Pupuk Kimia

Kebun jeruk di Desa Air Talas, Muara Enim, ini bukan hanya lahan pertanian, tetapi juga dijadikan destinasi wisata perkebunan.

24 Mei 2024 | 16.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Muara Enim - Berada di antara perkebunan sawit dan karet rakyat, Desa Air Talas di Kecamatan Rambang Niru, Muara Enim punya perkebunan jeruk. Jeruk ditanam oleh beberapa warga, salah satunya Khairil Anam. Pohon jeruk siam di kebun Bli Khairil, begitu dia disapa, dikembangkan tanpa pupuk kimia. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selasa awal pekan lalu, Tempo sempat berkunjung ke kebun milik Bli Khairil. Pria 40 an tahun itu dulu merupakan transmigran asal Buleleng, Bali, sejak puluhan tahun silam. Ia mengatakan sudah sejak lama menanam jeruk, namun dalam beberapa tahun ini kegiatan itu ia tingkatkan karena pendapatan dari kebun sawit sedang turun. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia semakin tekun berkebun setelah ada tambahan ilmu dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Pertamina Hulu Rokan Zona 4. Dari Jeruk Siam, ia mampu meningkatkan taraf ekonomi keluarga. Sebab, kebun ini bukan hanya merupakan lahan pertanian, tetapi juga dijadikan destinasi wisata perkebunan.

"Sebagaimana tahun sebelumnya akan banyak warga dari luar desa berkunjung ke sini untuk berwisata keluarga sambil petik langsung buah jeruk," katanya, Selasa, 21 Mei 2024. 

Tamu disambut musik dan tarian khas Bali sebelum menikmati sensasi petik langsung buah jeruk siam di kebun Khairil Anam, Desa Air Talas, Muara Enim, Sumatra Selatan. TEMPO/Parliza Hendrawan

Desa Air Talas

Sebelum berkunjung ke kebun jeruk Bli Khairil, baiknya kenali dulu Desa Air Talas. Air Talas berjarak sekitar 30 menit dari gerbang tol Prabumulih-Palembang ke arah jalan nasional penghubung Prabumulih-Muara Enim. 

Dari jalan Trans Sumatra, pengunjung akan melewati jalan perkebunan sawit selama kurang dari 10 menit dari jalan lintas.  

Desa ini disebut sebagai Kampung Bali. Kata kepala desa setempat, I Gede Arsana, lebih dari 90 persen warganya berasal dari Bali. Nuansa bali masih sangat kental di sana. Para tamu disambut dengan tarian dan musik khas bali. Sebagai bentuk penghormatan, Tempo diberi ikat kepala yang mereka sebut sebagai udeng. 

Namun demikian, asimilasi pendatang yang beragama Hindu dengan warga asli yang kebanyakan Islam berjalan lancar dan damai. Di desa itu terdapat sebuah masjid besar, bahkan beberapa di antara warga yang menyambut kami mengenakan jilbab.

"Sebagian besar kami menganut Hindu disini ini tapi banyak juga yang muslim," kata I Gede Arsana. 

Jeruk Siam Bli Khairil

Selasa siang, Bli Khairil mengajak bertamu ke kebun miliknya yang berjarak sekitar 500 meter dari Balai Desa. Sepanjang jalan, kami diteduhi oleh ribuan pohon karet hingga sawit milik warga setempat.

"Silakan nikmati jeruknya," kata Khairil.

Ia meminta pengunjung untuk memilah jeruk yang berwarna kekuning-kuningan agar mendapatkan cita rasa manis. "Sekarang ini belum matang sempurna dan diperkirakan bulan depan akan puncak panen," ujar Khairil yang dikenalkan oleh Pertamina Hulu Rokan Zona 4 sebagi local hero.

Kebun milik Khairil ditumbuhi tidak kurang dari 200 pohon jeruk siam. Di atas lahan hampir 1 hektare itu, Khairil bisa memanen hingga 5 ton jeruk dengan harga jual rata-rata Rp15.000 per kilogramnya. Selain dibeli oleh wisatawan lokal dan untuk keperluan bahan baku kue pie, kue tusuk gigi, dan sirup, jeruk miliknya juga menjadi incaran pengepul buah dari Prabumulih maupun Muara Enim. 

Pada Juni hingga Juli, kata Bli Khairil, kebun miliknya akan di datangi oleh banyak wisatawan. Mereka memetik dan langsung menikmati buah jeruk matang pohon itu dengan hanya satu syarat, yaitu membeli minimal 1 kg jeruk saat meninggalkan kebun. 

Pengunjung rata-rata merupakan kelompok ibu-ibu, keluarga, hingga anak sekolah. Tidak perlu khawatir cepat kehabisan stok, Khairil juga punya sebidang kebun jeruk lagi dengan luasan sekitar tiga kali lipat dari yang dikunjungi ini. 

Desa Binaan

Senior Manager Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Bonus S Yogasana menyampaikan bahwa Desa Air Talas ini merupakan desa binaan program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM). Desa Air Talas difokuskan pada bidang pertanian, mulai dari budidaya jeruk siam sampai menjadi berbagai produk. Salah satu inovasi program ini adalah pengendalian hama CVPD yang menyerang tanaman jeruk para petani dengan menggunakan fungisida trichoderma.

Sementara itu, Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Sumbagsel Safe'i Syafri menyampaikan bahwa Program Field Trip FJM Sumsel ini merupakan salah satu program tahunan SKK Migas Sumbagsel. Dikatakannya, bahwa kegiatan ini merupakan sebuah agenda penting dalam rangka membangun pemahaman yang lebih baik dalam rangka melaksanakan kerja-kerja industri hulu migas.

PARLIZA HENDRAWAN

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus