Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

PM Malaysia Komentari Miftah Maulana Contoh Pendakwah yang Angkuh

PM Malaysia Anwar Ibrahim turut menanggapi video viral yang memperlihatkan pendakwah Miftah Maulana saat menghina penjual es teh.

6 Desember 2024 | 09.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Miftah Maulana Habiburrahman merangkul penjual es teh asal Dusun Gesari, Desa Banyusari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Sunhaji di Magelang, Rabu, 4 Desember 2024. ANTARA/HO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PM Malaysia Anwar Ibrahim turut mengomentari perilaku tak elok yang ditunjukkan pendakwah Miftah Maulana saat merendahkan penjual es teh di acara pengajiannya di Magelang, Jawa Tengah. Dalam sebuah pertemuan di yang diadakan Kementerian Keuangan Malaysia, Kamis pagi, 5 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam video yang dibagikan MalaysiaGazette memperlihatkan Anwar Ibrahim mengaku mendapat banyak kiriman video viral Miftah saat menghina penjual es teh dari teman-temannya di Indonesia. "Di Indonesia beberapa hari yang lalu ini riuh rendah di media sosial, seorang kiai, gus, dalam dakwahnya menghina penjual es teh. Woh ada yang nonton. Saya, teman-teman Indonesia, yang kirim," ucapnya saat berpidato di depan ratusan orang yang hadir. 

Anwar Ibrahim Nilai Miftah Maulana Contoh Orang Paham Agama yang Angkuh

Menurut Anwar, penjual es teh, yakni Sunhaji memiliki latar belakang berbeda dengan pendakwah. "Dua pendakwah dengan ketawa yang bermaksud menghina sekali," kata dia.  "Dia menimbulkan kemarahan menyeluruh di kalangan rakyat sehingga Presiden Prabowo Subianto memberi pernyataan yang agak keras hingga akhirnya pendakwah itu berkunjung ke daerah si penjaja itu dan mohon maaf," kata Anwar. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anwar menuturkan, sikap Miftah itu menunjukan bahwa keangkuhan bukan hanya dimiliki orang yang tidak mendapatkan pengetahuan agama cukup. "Ternyata orang yang paham agama, yang bicara tentang Islam, akidah, salat, dan sunnah (juga bisa berlaku sombong), saya merasa aneh ya," ujar Anwar. 

Miftah Maulana menuai kritik setelah videonya viral ketika mengumpat kepada penjual es teh itu dengan sebutan goblok setelah menanyakan dagangannya yang masih banyak. "Es tehmu isih akeh? (Es teh jualanmu masih banyak? Ya sana dijual, goblok)" katanya sambil menoleh ke deretan para pemuka agama di belakangnya seolah ingin memvalidasi olokannya. Ironisnya, para pemuka agama itu turut menertawakan penjual es teh itu. 

Miftah akhirnya menyampaikan permintaan maaf lewat video yang diunggah di YouTube usai dikecam netizen. "Saya Miftah Maulana Habiburrahman menanggapi yang viral hari ini, yang pertama dengan kerendahan hati saya meminta maaf atas kekhilafan saya," ujarnya. Miftah mengaku ditegur Sekretaris Kabinet Mayor Teddy atas ucapannya yang tak elok.

Ia kemudian mendatangi rumah Sunhaji, nama penjual es teh itu di Magelang untuk meminta maaf. Kunjungan Miftah ini dibalas Sunhaji dengan mendatangi Pesantren Ora Aji yang diasuh Miftah di Kalasan, Yogyakarta.

Video Lawas Saat Merendahkan Yati Pesek Kembali Viral

Belakangan, aksi Miftah ini membuat netizen mengorek jejak digitalnya. Salah satunya ketika ia bercanda kelewatan dan merendahkan Yati Pesek, komedian, seniman senior asal Yogyakarta, beberapa tahun lalu. Dalam sebuah pergelaran wayang kulit, Yati Pesek yang menjadi pesinden direndahkan Miftah dengan kalimat amat tak pantas. 

Kulo niki bersyukur Bude Yati elek. Nek ayu dadi lonte, to? (Saya bersyukur Bude Yati jelek. Kalau ayu jadi pelacur kan?)” ucapnya.

Yati Pesek langsung terdiam. Ia tak menyangka Miftah akan menghinanya seperti itu. Ia pun menyayangkan ucapan Miftah. “Saiki kok dadi suarane koyo ngono. Oh untung Gus, saiki sampeyan ora dadi ustad, ora kiai. (Sekarang kok ngomongnya kayak gitu. Oh untung Gus, sekarang di sini kamu bukan ustad, bukan kiai),” kata Yati membalas. Video lawas ini viral kembali sejak kemarin. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus