Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Pulau Lantigiang: Kontroversi Jual Beli Pulau dan Simpan Sejuta Pesona

Pulau Lantigiang merupakan salah satu pulau yang terletak di Kepulauan Selayar, pernah memicu kontroversi karena akan dijual seharga Rp 900 juta.

10 Maret 2021 | 14.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pulau Lantigiang. antaranews.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pulau Lantigiang merupakan salah satu pulau yang terletak di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Pulau ini pernah memicu kontroversi karena akan dijual secara online seharga Rp 900 juta.

Kontroversi tersebut karena pulau yang menawarkan keindahan alamnya ini berada di dalam kawasan Taman Nasional Taka Bonerate. Lebih lanjut, pulau ini dijual Syamsul Alam (Nelayan) kepada Asdianto Baso (Direktur PT Selayar Mandiri Utama). Namun, Syamsul tidak memiliki bukti hak kepemilikian atas tanah tersebut.

Dengan kontroversi penjualan Pulau Lantigiang, ternyata kawasan Taman Nasional Taka Bonerate menawarkan keindahan alam dan destinasi wisata yang menarik seperti, snorkeling, penangkaran hewan, hingga wisata budaya.

Kawasan yang memiliki 295 jenis ikan karang dan ikan konsumsi ini, dalam bahasa setempat disebut juga dengan hamparan karang di atas pasir.

Dengan hamparan karang yang luas ini membuat kawasan tersebut ramai dikunjungi wisatawan untuk diving ataupun snorkeling. Jika ingin diving dan snorkeling dapat melalui titik penyelaman, Jinato, Rajuni Kecil, Kaldera, Alcopora Point, wall reef, dan masih banyak titik penyelaman lainnya di kawasan ini.

Tidak hanya diving dan snorkeling saja, kawasan ini juga menjadi tempat rekreasi untuk liburan juga, bahkan kawasan Takabonerate juga dinobatkan sebagai ikon wisata bahari kelas dunia dan juga menjadi wisata andalan yang dikunjungi turis.

Baca: Jual Beli Pulau Lantigiang Untuk Wisata Harga Rp 900 Juta Baru Bayar Rp 10 Juta

Pulau yang berada di kawasan ini memiliki hamparan pasir putih membentang luas dan pemandangan laut yang menarik, bahkan terdapat penangkaran bayi hiu yang juga menjadi tujuan turis datang kesini. Ketika petang menjelang pemandangan matahari terbenam juga menjadi salah satu waktu yang ditunggu turis untuk menantikan sunset sambil mencari spot foto yang menarik.

Penduduk yang bermukim di kawasan ini memiliki bermacam-macam suku seperti, Bugis, Bajo, Selayar (Buton dan Flores). Hal ini juga menjadi daya tarik setiap turis untuk mempelajari kearifan lokal penduduk setempat.

Selain itu, Pulau Lantigiang yang juga masuk dalam kawasan Taka Bonerate, memiliki destinasi wisata yang cukup menarik seperti tempat penyu-penyu berkembang biak dan banyak ditumbuhi tanaman-tanaman seperti cemara laut, santigi pasir, hingga ketapang. Tidak hanya itu, dengan hal tersebut pulau ini kerap dijadikan tempat untuk melakukan penelitian.

GERIN RIO PRANATA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus