Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Sambutan Hangat Suku Dayak di Bandara Balikpapan

Berbagai ornamen dayak terpampang di ruang pintu kedatangan Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan

21 April 2025 | 15.45 WIB

Agustinus saat menampilkan tari dayak di depan para pengunjung dalam atraksinya di di Bandara Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu 17 April 2025. TEMPO Yogi Eka Sahputra
material-symbols:fullscreenPerbesar
Agustinus saat menampilkan tari dayak di depan para pengunjung dalam atraksinya di di Bandara Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu 17 April 2025. TEMPO Yogi Eka Sahputra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Balikpapan - Wisatawan yang berkunjung ke Kalimantan akan disambut suasana dayak. Seperti yang terlihat di Bandara Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan, Kalimantan Timur. Berbagai ornamen dayak terpampang di ruang pintu kedatangan bandara, seperti rumah adat dan lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dari dalam ruang pengambilan bagasi bandara, juga terdengar alunan musik khas dayak. Semakin keluar, semakin jelas terdengar. Tidak salah lagi. Seorang penari berpakaian adat dayak beratraksi di pintu keluar kedatangan penumpang bandara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beberapa penumpang tampak terkesima. Mereka berhenti sambil menenteng membawa koper atau tas perjalanannya. Tidak jarang mereka mengabadikan momen penari saat beraksi.

Melestarikan Budaya Dayak

Penari itu bernama Agustinus. Ia rutin menari di kawasan bandara. Tidak jarang ada penumpang yang sengaja disambut spesial oleh Agustinus, atas permintaan keluarga mereka yang hendak menjemput.

Agustinus berpakaian masyarakat adat di Bandara Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu 17 April 2025. TEMPO Yogi Eka Sahputra

Dengan menggunakan pakaian adat dayak, Agustinus tidak hanya meliuk ke kiri dan kanan sambil mengikuti alunan musik. Dia juga mengeluarkan mandau, senjata khas suku Dayak, dan menggigitnya. Sesekali saat menari, ia melempar pisau itu ke atas dan menangkapnya kembali. Penampilannya sontak membuat penumpang bertepuk tangan.  

Selain menggunakan pakaian adat, Agus juga membawa atribut daya seperti temeng atau perisai dari kayu (talawang), anjat (tas khas suku dayak), hingga matau (parang suku dayak). 

Penari Dayak Menyatukan Suku

Disela-sela penampilannya Agustinus mengatakan pakaian adat yang dipakainya tidak hanya sebagai pakaian biasa. Ada simbol kain berwarna, yang disatukan dan diikat di pinggang Agustinus. Itu menunjukan suku dayak jangan sampai terpecah belah. "Ini tanda, tarian ini menyatukan semua suku dayak," kata Agustinus kepada Tempo, Rabu 17 April 2025, sambil menunjukan satu per satu kain yang dililit dipinggangnya tersebut. 

Stand informasi untuk wisatawan di Bandara Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu 17 April 2025. TEMPO Yogi Eka Sahputra

Selain itu, tarian ini juga dijadikan Agus sebagai ajang melestarikan budaya dayak. "Saya disini dalam seminggu itu tampil empat kali, dari pukul 12 siang sampai pukul 15 sore," kata Agus yang memiliki tato terong bunga di bahu. 

Dia menambahkan bunga terong itu menandakan dayak sejati. "Tetaplah jadi dayak yang baik kepada orang lain," katanya. 

Beberapa wisatawan juga mengajak Agustinus foto bersama dan kemudian memberikan donasi dalam kotak kecil yang disediakan. Di kawasan bandara juga terdapat stand khusus informasi pariwisata Balikpapan. Jadi wisatawan bisa mencari informasi seputar tempat wisata di kota berjulukan, "Kota Beriman".   

Yogi Eka Sahputra

Kontributor Tempo di Tanjungpinang, Kepulauan Riau

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus