Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aksi sosial Run for Palestina di Bandung melibatkan 1.400 orang peserta lari yang dimulai dan berakhir di Lapangan Atletik Gelanggang Olahraga Jalan Pajajaran, Ahad 15 September 2024. Berkostum olahraga seragam dengan gambar semangka dan warna bendera Palestina, peserta berlari santai mulai pukul 06.00 WIB menyusuri sejumlah ruas jalan di Kota Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jarak tempuhnya 5 kilometer dengan estimasi waktu paling lama sekitar satu jam,” kata Umar Farukh Faturrahman anggota panitia acara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, Run for Palestina bertujuan untuk mengingatkan kembali soal isu global kemerdekaan Palestina ke masyarakat. Kegiatan yang terkait dengan ulang tahun ke-25 Yayasan Percikan Iman itu diikuti warga Bandung dan sekitarnya. Para peserta sekaligus diajak berdonasi lewat uang pendaftaran yang minimalnya sebesar Rp 200 ribu per orang.
“Hasil sumbangan tujuannya untuk program klinik bergerak yang disalurkan ke Palestina,” ujar Umar.
Klinik dan ambulans
Klinik kesehatan dalam mobil itu untuk menggantikan mobil ambulans dan fasilitas kesehatan yang dibom. Lokasi layanannya diproyeksikan menjangkau daerah yang riskan dan membutuhkan banyak tenaga medis. “Mobil klinik itu juga bisa berfungsi sebagai ambulans untuk mengevakuasi korban ke rumah sakit,” katanya. Donasi juga akan dibagi untuk memenuhi kebutuhan pangan warga Palestina.
Alternatif kedua jika klinik bergerak terkendala atau sulit diwujudkan, pihak yayasan akan menyalurkan donasi untuk membuat tempat seperti pesantren. “Kita akan menjaga anak-anak Palestina yang terlantar, kehilangan orang tua atau kerabatnya,” kata Umar.
Sejauh ini penggunaan donasi masih dimatangkan seiring pengumpulan dana sejak Agustus hingga Desember mendatang. Seluruh donasi ditargetkan untuk dikirim ke Palestina pada Februari 2025.
Hasil donasi dari seluruh peserta Run for Palestina menurut Umar diserahkan dan diumumkan setelah peserta berkumpul. Sebelum pulang, digelar pula acara pengajian bersama Aam Amiruddin dan Evie Efendie serta menampilkan musisi Ebith Beat A dan Yanna Head. Menurut Umar, aksi sosial dan donasi untuk Palestina itu bersifat terbuka yang bisa diikuti oleh siapa pun tanpa berlatar agama tertentu.