Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno berkunjung ke destinasi wisata Tebing Breksi di Sambirejo, Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Kamis malam, 20 Mei 2021. Sandiaga kagum karena keberadaan destinasi wisata bekas tambang ini mampu menurunkan angka kemiskinan di wilayah perbatasan Yogyakarta - Jawa Tengah, itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut catatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, angka kemiskinan di daerah itu turun dari 16 persen menjadi 11 persen. "Tebing Breksi ini adalah hasil dari reproduksi dan transformasi kawasan tambang menjadi sebuah produk pariwisata yang menarik," kata Sandiaga Uno.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Artinya, dia melanjutkan, jika destinasi wisata dikelola dengan baik melalui pendekatan alam, budaya, maupun berkelanjutan, maka hasilnya adalah kesejahteraan. "Dengan begitu, saya yakin sektor pariwisata mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Sandiaga Uno.
Dia kemudian membandingkan sulitnya menurunkan angka kemiskinan ketika menjabat sebagai wakil gubernur DKI Jakarta. "Saat saya masih (memimpin) di DKI, menurunkan angka kemiskinan itu hal paling susah," ucapnya. Musababnya, menurut Sandiaga, perlu menerapkan kebijakan yang tepat dan mengena sampai ke lapisan masyarakat yang paling membutuhkan untuk menekan kemiskinan.
Kawasan Tebing Breksi, Sleman, jadi andalan destinasi wisata akhir pekan. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Tebing Breksi yang diresmikan oleh Raja Keraton yang juga Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X itu awalnya memang bukan destinasi wisata. Dulu, Tebing Breksi adalah lokasi penambangan batuan alam tandus oleh masyarakat sekitar. Batuan ini menjadi bahan baku dekorasi bangunan.
Pemerintah kemudian menghentikan kegiatan penambangan karena berdasarkan hasil kajian, batuan-batuan tersebut merupakan hasil aktivitas vulkanis Gunung Api Purba Nglanggeran. Pemerintah lantas menetapkan Tebing Breksi sebagai kawasan yang dilindungi. Kata batu breksi berasal dari batuan sedimen, hasil pelapukan mekanik yang menumpuk menyerupai tebing.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengatakan pariwisata di Tebing Breksi mengalami penurunan signifikan di masa pandemi Covid-19. Biasanya jumlah wisatawan yang datang mencapai 5.000 hingga 10 ribu orang. Namun selama pandemi hanya dikunjungi ratusan wisatawan dalam sehari.
Pengunjung berfoto dengan latar belakang matahari terbenam di Wisata Tebing Breksi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad, 22 November 2020. Menikmati libur akhir pekan pengunjung dari berbagai daerah menikmati pemandangan sudut kota di atas Tebing Breksi sembari berburu matahari terbenam. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
"Hingga Kamis sore ini, Pak Sandiaga menjadi wisatawan ke-174," kata Kustini. Dia berharap kedatangan Sandiaga Uno mampu meyakinkan publik bahwa destinasi wisata Tebing Breksi sudah siap menerima wisatawan. "Kami menerapkan protokol kesehatan ketat."
Tak hanya berkunjung ke destinasi wisata Tebing Breksi, Sandiaga Uno juga melihat langsung bagaimana kegiatan usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa Sambirejo. Mulai dari produk olahan pangan hingga batik lokal. Sandiaga memastikan kedisiplinan pekerja kreatif dalam menerapkan protokol kesehatan.
Dalam kesempatan itu, Sandiaga Uno memberikan panduan Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability atau CHSE kepada pengelola Tebing Breksi. Dengan begitu, destinasi wisata tersebut bisa segera menggeliat lagi dengan penerapan standar protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.
Baca juga:
Sandiaga Uno di Yogyakarta: Selama Ada Mulut dan Perut, Kuliner Terus Hidup