Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Makassar - Tahun Baru Imlek 2569 yang jatuh pada Jumat, 16 Februari 2018, menjadi tanda berakhirnya tahun ayam api. Masyarakat Tionghoa di Makassar pun mengawali tahun ini dengan tahun anjing tanah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tokoh Cina di Makassar, Arwan Tjahjadi, bercerita tentang sejarah masuknya masyarakat Tionghoa di Makassar, Sulawesi Selatan. Menurutnya, orang Tionghoa sudah ada saat belum dikenal nama Indonesia. Mereka menyebar dan muncul di berbagai penjuru nusantara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Aliran imigrasi ini terjadi tahun 1.500, saat itu Laksamana Cheng Ho ingin mencari kehidupan baru. Jadi, yang mau bekerja, berdagang, dan berpenghasilan baik datang ke Indonesia,” kata Arwan, Senin 12 Februari 2018.
Dia menjelaskan setelah terjadi sumpah palapa, kata Nusantara baru dikenal. Ketika itu Laksama Cheng Ho menurunkan armadanya ke berbagai daerah seperti Semarang, Malaka, dan Makassar. “Apalagi ada peninggalan sejarah di Selayar, yakni Museum Gong Nakara,” tuturnya.
Kendati demikian, dia mengaku etnis Tionghoa sempat kesulitan bergerak ketika pecahnya G30S PKI hingga masa kepemimpinan Soeharto. Sehingga perayaan Imlek hanya dilakukan di keluarga-keluarga saja. “Imlek itu tak dirayakan di tempat umum ketika 32 tahun kepemimpinan era Soeharto,” tuturnya.
Namun, seiring berjalannya waktu semua berubah. Yang dulunya orang Tionghoa tak nyaman berada di Indonesia, kini sudah tenang, termasuk di Makassar. Bahkan, lanjut Arwan, sekarang perayaan Imlek ini tak hanya dinikmati orang Tionghoa saja. Tapi bisa dilakukan semua orang dan Imlek milik siapa saja. “Misalnya saya, saya itu gelar open house yang mau datang ya silahkan,” ucap dia.
DIDIT HARIYADI
Artikel Lain: Balla'ta : Museum Kota Makassar