Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Kabar duka menyelimuti insan akademisi dan kalangan seniman di Yogyakarta. Seniman kenamaan sekaligus Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Timbul Raharjo meninggal menjelang maghrib, Selasa, 5 September 2023 di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta dalam usia 53 tahun. "Betul (Rektor ISI Yogya meninggal dunia), (jenazah) masih di RSUP Sardjito," kata Humas ISI Yogyakarta, Heri Abi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Terkait penyebab meninggalnya Timbul, Heri belum mengetahui persis. Hanya saja dari informasi yang diterima, Timbul sebelumnya sempat melakukan kunjungan kerja ke Malang, Jawa Timur lalu sesampai di Yogya merasa tidak enak badan. "Dari perjalanan Malang itu merasa tidak enak badan, lalu Rabu (30 Agustus) sudah dirawat di rumah sakit," kata dia.
Maret 2023 Terpilih Sebagai Rektor ISI Yogyakarta
Timbul yang merupakan seniman juga pengusaha itu, terpilih sebagai Rektor ISI Yogyakarta periode 2023-2027 pada Februari 2023 lalu. Timbul lantas dikukuhkan sebagai Guru Besar ISI Yogyakarta pada akhir Maret dan mulai bekerja menjabat sebagai rektor di kampus itu hingga saat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Timbul Raharjo lahir di Bantul, Yogyakarta pada 8 November 1969. Ia meninggalkan seorang istri bernama dua anak Ani Faiqoh dan dua anak, yakni Magistyo TE Raharjo dan Wangi Bunga Raharjo.
Catatan Tempo, seniman yang karyanya kerap wira-wiri dipamerkan di sejumlah negara itu sebelumnya sempat menghadiri pertunjukan teater musikal bertajuk Niskala Nawasena pada Jumat, 25 Agustus 2023 yang digelar Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta di kampus setempat.
Dalam acara itu, Timbul sempat memberi sambutan dan mengatakan bahwa seni dalam ranahnya memiliki fungsi masing-masing. "Ada seni yang dipakai sebagai pemuas batin saja tetapi juga ada seni yang dipakai untuk masyarakat, juga seni yang dipakai untuk kehidupan," kata Timbul.
Seni Karya ISI Yogyakarta Bersifat Kreatif dan Inovatif
Timbul mengatakan seni yang diciptakan di ISI Yogyakarta adalah seni yang kreatif, inovatif, yang nanti akan dibawa sebagai kepuasan batin. Seni yang dilahirkan ISI Yogyakarta, kata Timbul, juga akan hadir sebagai seni populer, yang bisa menghidupi pelaku seni sendiri sebagai bagian industri kreatif.
"Ke depan, ISI Yogyakarta akan menjadi sebuah institusi yang tidak hanya meminta uang pemerintah, tetapi bagaimana bisa berkembang sebagai institusi mandiri, menjadi Badan Layanan Umum atau BLU," kata dia.
Bentuk-bentuk kesenian yang dihasilkan ISI Yogyakarta, kata Timbul, ke depan harus bisa dibawa ke masyarakat. Bisa dinikmati semua kelompok dengan sistem dan aturan yang dipakai di dalam BLU itu sendiri.
"Di masa mendatang kita akan coba terus-menerus untuk memasyarakatkan seni yang ada yang diciptakan oleh teman-teman mahasiswa, dosen, dan civitas akademika di ISI Yogyakarta menjadi sajian yang menarik," kata dia. "Baik itu dalam bentuk seni rupa, seni pertunjukan, maupun seni media rekam," kata Timbul menambahkan. Selamat jalan, Prof.
Pilihan Editor: Sepenggal Pesan Terakhir Djoko Pekik sebelum Meninggal