Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Sensasi Menyusuri Sungai Musi Menuju Pagoda Pulau Kemaro

Tak perlu jauh-jauh ke Cina untuk menyaksikan pagoda. Di Palembang, Sumatera Selatan, Anda juga bisa menemukan kuil bertingkat-tingkat itu.

18 Februari 2018 | 08.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Palembang - Tak perlu jauh-jauh ke Cina untuk menyaksikan pagoda. Di Palembang, Sumatera Selatan, Anda juga bisa menemukan kuil bertingkat-tingkat itu.

Pagoda ini berdiri tepat di tengah-tengah daratan Pulau Kemaro, pulau pecinan yang terletak di hilir Sungai Musi, Kota Palembang, Sumatera Selatan. Bentuk bangunannya seperti pagoda asli di negeri Tirai Bambu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Atapnya meliuk-liuk dan tepiannya runcing. Dindingnya berhiaskan ukiran-ukuran naga dan simbol dewa-dewi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pagoda tersebut dibangun pada 2006, dan menjadi salah satu penanda sejarah Pulau Kemaro. Pulau Kemaro merupakan sebuah delta atau endapan sungai yang dipercaya tak pernah terendam air meski arus di Sungai Musi meluap. Mitos ini erat kaitannya dengan legenda rakyat Siti Fatimah.

Siti Fatimah dikisahkan sebagai putri Palembang. Ia dan kekasihnya, Tan Bun An, diceritakan hilang di perairan Sungai Musi bersama seorang pengawal mereka setelah menempuh perjalanan dari daratan Cina. Ketiganya diyakini bersemayam di sekitar pulau itu.

Penduduk setempat lalu membangun Klenteng Hok Tjing Rio pada 1962 untuk mengenang tiga tokoh tersebut. Lalu, berturut-turut, bangunan khas Cina di pulau itu didirikan menyusul, seperti pagoda sembilan lantai ini. 

Pagoda dan klenteng di Pulau Kemaro kerap dimanfaatkan masyarakat untuk berziarah dan bersembahyang bagi umat Buddha. Bahkan, pada momentum khusus seperti Imlek dan Cap Go Meh, pulau ini selalu menjadi sentra keramaian di Palembang. 

Orang-orang berbondong-bondong datang dari berbagai daerah, entah dari Palembang atau luar Palembang, buat merayakan tahun baru Cina secara serentak di sini. Saat Tempo.co berkunjung sehari sebelum Imlek, yakni Kamis, 15 Februari, pulau ini tampak meriah dengan hiasan lampion. 

Pengelola pulau juga terlihat sibuk memasang beragam stan-stan dari bambu. Stan-stan ini akan dimanfaatkan untuk tempat menaruh persembahan buat para pesembahyang. 

Untuk menuju Pulau Kemaro, pengunjung perlu menempuh jalur air. Sebab, satu-satunya akses menuju Pulau Kemaro adalah menunggang getek motor atau perahu kecil. Wisatawan bisa naik perahu tersebut dari dermaga yang terletak di depan Benteng Kuto Besak, Kota Palembang.

Waktu tempuh menuju Pulau Kemaro kira-kira 20 menit. Selama perjalanan, wisatawan akan merasakan sensasi menyusuri Sungai Musi dan melintasi Jembatan Ampera (jembatan yang membelah wilayah Ulu dan Ilir Kota Palembang).

Tak cuma itu, bangunan-bangunan tradisional Cina berupa rumah-rumah panggung pun akan menyapa pandangan di sepanjang perjalanan.

Harga sewa per perahu berkisar Rp 110 ribu pergi-pulang. Sedangkan untuk masuk ke pulau, pengunjung cukup memberi uang donasi seikhlasnya.

Fasilitas di pulau ini cukup lengkap. Ada tempat berteduh, warung-warung makanan, dan toilet. Namun tak terdapat penginapan. Jadi, pengunjung harus pulang hari bila ingin bertandang.

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, Francisca mulai bergabung di Tempo pada 2015. Kini ia meliput untuk kanal ekonomi dan bisnis di Tempo.co.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus