Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Simbol Shio Tikus di Tanjungpinang, Ternyata Punya Makna Dalam

Desainer Mariati menggambar simbol dua tikus untuk memperingati Imlek di Tanjungpinang. Hasilnya, dua tokoh tikus lucu namun punya makna yang dalam.

19 Januari 2020 | 20.56 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Maskot shio tikus yang terdapat di gerbang bazar Imlek Tanjungpinang. Maskot tersebut memberikan makna warga Tanjungpinang tetap harmonis dengan beragam etnis. TEMPO/Yogi EKa Sahputra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Batam - Simbol-simbol shio tikus bermunculan di berbagai daerah. Namun simbol shio tikus logam di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) memiliki keunikan. Warga Tionghoa di Tanjungpinang memiliki maskot shio tikus yang bermakna keharmonisan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beberapa maskot tersebut sekarang sudah menghiasi tempat perayaan Imlek di Tanjungpinang. Salah satunya terpampang di gerbang bazar terbesar Imlek di Jalan Merdeka, Kota Tanjunginang, Provinsi Kepri. Kepada TEMPO, Mariati sang desainer becerita filosofi lambang tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Warga Tionghoa di Tanjungpinang menggunakan simbol tahun tikus logam, dengan lambang tikus yang sedang melompat. Hal itu melambangkan watak yang aktif dan memiliki kemampuan investigasi dan obeservasi terhadap lingkungan di sekitarnya. Terdapat juga warna emas dan warna merah pada baju si tikus, "Itu melambangkan keberuntungan," kata Maria sapaan Mariati.

Kemudian pada bagian lain terdapat sedikit warna hijau pada topi dan pola baju. Warna tersebut identik dengan warna kelenteng dan masjid di Kota Tanjungpinang. "Tidak dapat dipungkiri bahwa kota Tanjungpinang merupakan tanah Melayu, masyarakat antar etnis hidup saling bahu membahu, dan menjaga keharmonisannya sampai sekarang," ujar Mariati yang juga dosen Universitas Tarumanagara.

Selain menggunakan ornamen di luar tradisi Imlek, pada bagian lain lambang shio tikus ini juga terdapat motif pucuk rebung, yang banyak digunakan pada corak batik Melayu, "Corak itu artinya memiliki harapan baik," kata Mariati.

Filosofi lain yang terdapat pada maskot ini adalah topi sang tikus yang bentuknya tinggi ke atas. Diadopsi dari sebuah kata baik “bu bu gao sheng” dari Bahasa Mandarin, yang artinya mendaki, bangkit dan maju selangkah demi selangkah. Begitu pula harapannya, terhadap perkembangan di kota Tanjungpinang.

Selain itu, pernak-pernik yang dipegang pasangan maskot juga ada artinya. Emas yang dibawa tikus, merupakan cerminan tahun 2020 adalah tahunnya shio tikus berelemen emas.

Dua tikus yang melompat dan berbagai visual di dalamnya memiliki makna yang dalam bagi warga Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri). Dok. Mariati

Uang kuno China “yuan bao” berwarna emas ditebar, memiliki arti menebarkan kekayaan kepada warga sehingga terjadinya peningkatan perekonomian di kota Tanjungpinang.

Kemudian adapula angpao merah dan jeruk yang selalu menjadi hadiah yang diberikan kepada teman, kerabat, dan saudara pada saat Hari Raya Imlek, "Angpao dalam imlek memiliki istilah “ya sui” yang kaitannya dengan penambahan umur atau pergantian tahun kepada anak-anak dan jeruk “ju zi“ dalam Bahasa Mandarin yang artinya membawa rezeki," katanya.

Seluruh arti dan filosofi baik dalam tradisi Tionghoa diadopsi oleh desainer Mariati dan divisualisasikan sedemikian rupa guna terbentuknya maskot ini.

YOGI EKA SAHPUTRA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus