Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Suhu Puncak Everest Minus 23 C, Pendaki Indonesia Terus Berjuang

Duo mahasiswi Indonesia Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari berjuang mencapai puncak gunung Everest di tengah terpaan badai salju.

16 Mei 2018 | 15.13 WIB

fransiska Dimitri Inkiriwang (kiri) dan Mathilda Dwi Lestari (kanan). Dokumentasi: Tim WISSEMU
Perbesar
fransiska Dimitri Inkiriwang (kiri) dan Mathilda Dwi Lestari (kanan). Dokumentasi: Tim WISSEMU

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Duo mahasiswi pendaki dari Indonesia Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari berjuang mencapai puncak gunung ditengah terpaan badai salju yang akan berlangsung sepekan ke depan. Sedangkan suhu di puncak Everest mencapai minus 23 derajat Celcius hingga minus 28 derajat Celcius.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ramalan cuaca tersebut dilansir situs mountain-forecast.com, dan dimonitor padai Rabu 16 Mei ini. Sata ini suhu di atas ketinggian 5000 mdpl adalah o derajat hingga minus 2 derajat Celsius. Dua mahasiswi Univeristas Parahyangan Bandung tersbeut dikabarkan telah mencapai Camp 3. Artinya, tinggal setahap lagi mereka menggapai puncak gunung tertinggi (8.848 meter di atas permukaan laun/mdpl) di dunia itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat ini kecepatan angin bervariasi, yaitu sekitar 5 hingga 15 kilometer. Yang paling kencang akan mencapai 35 kilometer per jam pada Senin 21 Mei 2018.

Meski cuaca masih bisa ditoleransi, para pendaki tetap harus mempersiapkan kesehatan fisik. Pada Selasa, 15 Mei 2018 seorang pendaki professional asal Hongkong, Cristopher Lam Koon-wah, dikabarkan meninggal saat mendaki Everest.

Lam meninggal akibat penyakit ketinggian, high altitude cerebral edema (HACE). Penyakit tersebut dipengaruhi aktivitas yang dilakukan saat di ketinggian.

Salah satu saran kepada para pendaki Everest adalah beristirahat setiap 500 meter, agar tubuh terbiasa dengan tingkat oksigen yang rendah. Saran ini diungkapkan oleh seorang pendaki gunung veteran Chung Kin-man, yang menaklukan Everest pada 2003.

SOUTCHINAMORNINGPOST (SCMP.COM) | MOUNTAIN-FORECAST.COM | NDTV.COM | ELITETREKKERS.COM | INSAN QURANI

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus