Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Susi Pudjiastuti berbagi pengetahuan tentang aneka jenis ikan di kanal Youtube yang tayang pada Minggu, 17 Mei 2020. Mantan menteri kelautan dan perikanan itu berdiri di belakang deretan ikan ukuran jumbo, hasil pancing di laut Pangandaran, Jawa Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertama Susi Pudjiastuti mengenalkan seekor ikan kerapu yang bobotnya mencapai 11 kilogram. "Ini ikan kerapu yang enak itu," katanya sembari berusaha mengangkat ikan. Selanjutnya dia mengenalkan ikan kakap merah, ikan jenaha, ikan layur, ikan sebelah atau sore fish, dan ikan yang paling mahal, yakni bawal putih dengan harga sampai Rp 1 juta per kilogram.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Khusus untuk ikan layur, Susi Pudjiastuti menceritakan pengalamannya mendongkrak harga ikan layur dari Rp 700 menjadi Rp 11 ribu per kilogram. Saat itu, menurut Susi, sebelum krisis ekonomi 1998, harga ikan layur hanya Rp 700.
Susi Pudjiastuti menunjukkan ikan kakap merah hasil tangkapan nelayan di Pangandaran, Jawa Barat. Foto: Youtube
"Banyak orang berpikir ikan layur itu ikan murah, padahal tidak," katanya. Susi Pudjiastuti kemudian mengekspor ikan layur ke Jepang. Masyarakat Negeri Sakura ternyata menyukai ikan layur. "Akhirnya ikan layur menjadi filet dan harganya naik jadi Rp 11 ribu."
Lantaran berhasil mengekspor ikan layur dan mendongkrak harganya, Susi Pudjiastuti pernah mendengar keluhan dari ibu-ibu di pasar. "Saya ditegur sama ibu-ibu di pasar. 'gara-gara Ibu Susi, kita tidak bisa makan layur lagi'," katanya menirukan komplain masyarakat.
Kendati harga ikan layur sudah naik, Susi Pudjiastuti mengatakan harganya masih di bawah bahan makanan populer lain, seperti ayam dan daging sapi. Dari nelayan, dia biasa membeli ikan layur seharga Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu per kilogram.
Susi Pudjiastuti menceritakan saat dia mengongkrak harga ikan layur dari Rp 700 menjadi Rp 11 ribu per kilogram. Foto: Youtube
Menurut Susi Pudjiastuti, mudah mengolah ikan layur karena tidak memiliki sisik dan durinya hanya ada di tengah. Duri ikan layur tidak terserak di tubuhnya, sebagaimana ikan mas atau ikan bandeng.
Dan seperti biasa, dia akhir vlog-nya, Susi Pudjiastuti mengingatkan lezat dan bergizinya ikan serta mengancam mereka yang tak makan ikan. "Tidak makan ikan, saya tenggelamkan."