Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Sutradara, aktor, dan produser film, Ismail Basbeth hadir dalam acara Masa Ta’aruf (Mataf) yang digelar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin, 11 September 2023. Pendiri rumah produksi Matta Cinema itu memberikan sejumlah motivasi kepada ribuan mahasiswa baru tahun 2023 yang hadir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jangan bingung dengan mimpimu tapi yakinlah dengan value dirimu sendiri," kata aktor yang pernah bermain di film Keluarga Cemara 2 dan Abracadabra itu.
Motivasi Ala Sutradara Film
Peraih predikat Sutradara Terbaik Indonesian Film Showcase Competition 2022 lewat film Potret Mimpi Buruk itu mengungkapkan, rasa bimbang dan bingung saat di bangku kuliah merupakan hal wajar. Bangku kuliah adalah jenjang pendidikan terakhir sebelum terjun di dunia nyata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tahun 2004 silam, saat masih kuliah, saya juga sama bingungnya seperti kalian saat ini," kata Ismail. "Tapi seiring berjalannya waktu, lambat laun saya tahu apa yang saya mau, mimpi apa yang akan saya perjuangkan," kata nominee Busan International Film Festival 2017 lewat film Mobil Bekas dan Kisah-Kisah dalam Putaran itu.
Alumnus UMY Program Studi Ilmu Komunikasi itu bercerita, keyakinannya terjun ke dunia perfilman itu ketika ia mulai yakin tentang nilai yang ada pada dirinya. "Tidak perlu repot-repot meyakinkan ribuan orang di luar sana, kita hanya perlu yakin pada diri sendiri dan pembuktian itu akan berjalan dengan pengakuan orang-orang," kata sutradara Keluarga Cemara the Series itu. "Bila mulai ragu dengan mimpi kita, coba kembali lagi ke diri sendiri dan carilah keyakinan itu,” ujarnya menambahkan.
Jangan Paksakan yang Bukan Mimpi Kita
Ismail menyarankan agar tidak memaksakan masuk ke dalam dunia yang bukan mimpinya. "Sebaliknya, jika kita memiliki prinsip dan value yang bagus, maka dunia itu yang akan berusaha masuk menyesuaikan dengan kita," kata sutradara yang kemarin baru genap berusia 38 tahun itu.
Dalam hidupnya, Ismail memegang sepuluh hal agar bisa survive di dunia. Yakni mimpi, ilmu, pengalaman, skill, karya, nama baik, partner, institusi, network, dan uang. "Kesepuluh hal tersebut adalah nilai yang selalu saya lakukan,” imbuh Ismail di hadapan 5.550 mahasiswa yang mengikuti Mataf di Sportorium UMY itu.
Dalam momen itu, Rektor UMY Gunawan Budiyanto meminta mahasiswa senantiasa menumbuhkan jiwa intelektualitas dan mengembangkan bakat yang mereka miliki. “Nilai intelektual itu tentu saja juga harus bisa dipertanggungjawabkan," kata dia.