Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat Horizon Air, salah satu anak perusahaan maskapai penerbangan Alaska Airlines, terpaksa berbalik arah dan mendarat darurat setelah menabrak seekor burung elang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penerbangan Horizon Air 2041 lepas landas dari Anchorage, Alaska, dalam perjalanan menuju Fairbanks sekitar siang hari pada 24 Desember 2024, penerbangan Horizon Air 2041 lepas landas dari Anchorage, Alaska dalam perjalanan menuju Fairbanks. Tak lama kemudian, seekor burung menabrak pesawat, memaksa awak pesawat untuk berbalik arah dan mendarat kembali di Anchorage, kata juru bicara maskapai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Begitu mereka mendarat, maskapai mengganti pesawat dan penumpang melanjutkan perjalanan dengan selamat ke Fairbanks.
"Kapten dan kopilot dilatih untuk situasi ini dan mendaratkan pesawat dengan selamat tanpa masalah apa pun," kata juru bicara maskapai kepada The Independent dalam sebuah pernyataan. "Tidak ada keadaan darurat yang dinyatakan."
"Pesawat itu dikeluarkan dari layanan untuk diperiksa dan setelah itu kembali beroperasi," tambah juru bicara itu.
Sayap Burung Patah
Michelle Tatela, seorang penumpang dalam pesawat itu, mengatakan kepada media lokal KTTU bahwa pejabat maskapai mengatakan seekor elang menabrak pesawat dan pesawat itu selamat.
"Elang itu selamat saat itu," kata Tatela kepada media tersebut. "Dan ada banyak mobil polisi di sekitar pesawat. Biasanya, itu akan menjadi situasi yang lebih menakutkan, tetapi mengetahui bahwa itu adalah seekor burung ... dan kemudian mereka mengatakan elang itu akan dibawa ke rumah sakit elang, dan sayapnya patah," ia menambahkan.
Para pejabat membawa burung itu ke Alaska Bird Treatment and Learning Center di Anchorage. Burung itu mengalami patah tulang. Direktur Eksekutif Laura Atwood mengatakan kepada KTUU bahwa cedera burung itu terlalu parah sehingga burung itu disuntik mati begitu tiba.
"[Ini] kisah Malam Natal," kata Tatela. "Kami berkata, 'Hanya di Alaska, Anda harus menunggu pesawat baru, karena ada elang yang terbang bersama Anda.'"
Insiden Jeju Air
Insiden ini terjadi setelah penerbangan Jeju Air jatuh di Korea Selatan minggu ini, menewaskan 179 orang. Beberapa saat sebelum pesawat mendarat, pengontrol lalu lintas udara mengeluarkan peringatan adanya serangan burung atau bird strike, peringatan tentang risiko bertabrakan dengan burung atau kawanan burung. Burung-burung ini bisa berbahaya ketika terhisap ke mesin karena menyebabkan mesin tidak berfungsi.
Pesawat jatuh setelah tergelincir di landasan pacu dan menabrak dinding, yang menyebabkannya terbakar.
Serangan burung adalah hal yang biasa dalam dunia penerbangan. Otoritas penerbangan AS, Federal Aviation Administration (FAA), mencatat lebih dari 19.600 serangan hewan liar pada 2023. Sebagian besar dari kasusnya melibatkan burung
Namun, kecelakaan pesawat Jeju Air belum diketahui paspi penyebabnya. Penyelidikan dilakukan untuk memastikan apakah tabrakan dengan kawanan burung benar-benar menyebabkan kecelakaan itu, atau apakah ada faktor lain yang terlibat.
Pilihan Editor: Kecelakaan Pesawat di Pengujung 2024: Jeju Air, Air Canada, dan Swiss International Airlines