Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Tahukah Kamu Asal Kata Minahasa, Maknanya Sama Seperti Bhineka Tunggal Ika

Minahasa bukanlah nama etnik, melainkan sebutan atau istilah yang pertama kali muncul dalam laporan pejabat Belanda di masa kolonial.

5 Januari 2021 | 16.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Suku Minahasa adalah kelompok dominan di Sulawesi Utara. Penduduk Minahasa umumnya tinggal di dataran tinggi. Pada masa kolonial, Belanda menyukai Suku Minahasa karena memiliki kemampuan dalam banyak aspek, seperti bidang administrasi, keguruan, dan etika kerja yang didasari oleh kepercayaan agama Protestan, sampai keterampilan keprajuritan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arkeolog Hari Suroto mengatakan penduduk Suku Minahasa masih banyak yang berdarah campuran Eurasia. "Orang Minahasa sangat ramah kepada bangsa Barat, kuliner kue dan rumah mereka pun mencerminkan selera Eropa," kata Hari Suroto kepada Tempo, Selasa 5 Januari 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hari Suroto yang juga penduduk Bitung, Bitung, Sulawesi Utara, ini menjelaskan, Minahasa bukanlah nama suatu etnik, melainkan sebuah sebutan atau istilah yang pertama kali muncul dalam laporan Residen J.D. Schierstein pada 8 Oktober 1789. Pada saat itu terjadi perjanjian damai yang mempersatukan kelompok-kelompok sub-etnik Bantik dan Tombolu atau Tateli dan kelompok Toulour dan kelompok Tonsawang.

Pemandangan keindahan pantai Lakban di Teluk Buyat, Kecamatan Ratatotok, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, 1 Desember 2015. Keindahan pantai lakban memang menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Minahasa Tenggara. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

"Minahasa berasal dari kata esa yang berarti satu, sedangkan kata Maha-esa berarti menyatukan berbagai sub-etnik Minahasa," kata Hari Suroto. Dengan begitu, makna dari Minahasa sama seperti Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu jua.

Hari Suroto mengatakan, ada delapan sub-etnik yang merupakan penduduk asli Sulawesi Utara. Delapan sub-etnik tersebut adalah Tolour/Tondano, dengan dialek Tondano yang mendiami daerah bagian timur dan pesisir Danau Tondano; Totemboan, dengan dialek Totemboan yang mendiami daerah barat-daya dan selatan Danau Tondano.

Etnik Tonsea, dengan dialek Tonsea yang mendiami sekitar bagian timur-laut; Tombolu, dengan dialek Tombolu yang mendiami daerah sekitar barat-laut; Danau Tonsawang/Tonsini dengan dialek dan bahasa Tonsawang yang mendiami daerah bagian tengah Minahasa atau bagian selatan daerah Tombatu.

Ada pula etnik Pasan/Ratahan, dengan dialek bahasa Ratahan yang mendiami daerah bagian timur sebelah selatan; Ponosokan, dengan dialek bahasa Ponosokan yang mendiami daerah bagian selatan; dan Bantik, dengan dialek Bantik yang mendiami atau tersebar di pesisir utara dan selatan Kota Manado.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus