Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi memperluas program e-visa ke enam negara lagi. Turki dan Thailand masuk di antara enam negara baru yang dianggap memenuhi syarat e-visa Saudi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal tersebut diumumkan Kementerian Pariwisata Arab pada pekan lalu. Selain Turki dan Thailand, negara lain yang dapat mengajukan e-visa adalah Panama, Saint Kitts dan Nevis, Seychelles, serta Mauritius.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
E-visa akan berlaku selama satu tahun dan memungkinkan masuk berkali-kali. Wisatawan dapat menginap selama 90 hari berturut-turut.
Investiasi Rp15,9 triliun
Arab Saudi menetapkan target untuk menarik 100 juta pengunjung setiap tahunnya pada 2030, menciptakan lapangan kerja bagi 1 juta orang di sektor pariwisata.
Negara ini mengumumkan rencana untuk berinvestasi hingga $1 triliun atau sekitar Rp15,9 triliun dalam industri pariwisatanya. Setengahnya telah dialokasikan untuk mega proyek Neom. Neom adalah kota masa depan di Arab dengan luas 33 kali ukuran New York. Kota ini digadang-gadang akan jadi pusat hiburan dan pariwisata kelas dunia yang canggih.
Neom adalah salah satu bentuk peralihan Arab Saudi dari negara yang bergantung pada minyak ke teknologi. Hal ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang untuk beralih dari pendapatan minyak dan mendiversifikasi perekonomian, yang salah satu komponen utamanya adalah pariwisata.
Arab Saudi juga membuka situs sejarah dan budayanya pada 2016 untuk mempromosikan pariwisata sejalan dengan visi 2030.
E-visa sejak 2019
E-visa memungkinkan pemegangnya untuk menunaikan ibadah umrah dan mengunjungi semua tempat keagamaan serta tempat wisata lainnya.
E-visa diluncurkan pada 2019 untuk memudahkan akses wisatawan internasional ke Arab Saudi. Wisatawan dari negara-negara tersebut dapat mengajukan visa secara online. Kini, total 63 negara di dunia dapat megajukan e-visa Arab Saudi.
Pada 2022, Arab Saudi memperluas daftar kelayakan untuk memasukkan pemegang visa Schengen, Inggris, dan AS yang valid.
Sebelumnya pada 2023, mereka juga meluncurkan visa persinggahan yang memungkinkan wisatawan memiliki waktu 96 jam untuk menjelajahi negara Teluk tersebut.
Arab Saudi menduduki peringkat kedua secara global untuk kedatangan wisatawan selama tujuh bulan pertama 2023 menurut data Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO).
Menurut Kementerian Pariwisata Kerajaan, Arab Saudi mengalami pertumbuhan jumlah pengunjung sebesar 58 persen selama tujuh bulan pertama tahun ini jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019, sebelum Covid-19.
ALARABIYA | DAILY SABAH